Tersengat 'Hantu' Resesi, Pasar HP Indonesia Anjlok 10%
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar smartphone Indonesia mengalami penurunan pada kuartal kedua (Q2) 2022 sebesar 10% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Hal tersebut diketahui menurut laporan dari International Data Corporation's (IDC).
Namun di satu sisi, pasar smartphone di Indonesia mengalami pertumbuhan Quarter-on-Quarter (QoQ) sebesar 6,9% menjadi 9,5 juta unit.
Secara keseluruhan, paruh pertama tahun 2022 ditutup 13,7% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi 3,7% lebih tinggi dari paruh pertama tahun 2019.
Baik vendor maupun konsumen telah bersiap menghadapi Ramadhan, namun dihadapkan pada permintaan konsumen yang melambat.
Menurut laporan IDC, pada 2Q22 di mana pemerintah melonggarkan aturan PPKM dan mengizinkan masyarakat untuk melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
Seiring dengan meningkatnya biaya perjalanan, masyarakat menghabiskan lebih sedikit uang untuk belanja barang elektronik/gawai dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, belanja konsumen bergeser ke area lain seperti makanan dan transportasi, seiring dengan aktivitas yang kembali normal.
"Kenaikan harga barang juga menambah tekanan pada pendapatan yang dapat dibelanjakan, memaksa masyarakat memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan primer", ujar Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst IDC Indonesia dalam keterangan tertulis, Senin (19/9/2022).
Pasar smartphone diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan di paruh kedua tahun ini, karena faktor ekonomi makro seperti inflasi, pergerakan nilai tukar mata uang, peningkatan suku bunga, dan kenaikan harga bahan bakar terus mengikis daya beli konsumen. IDC memperkirakan pengiriman smartphone secara keseluruhan akan menurun pada tahun 2022.
(roy/roy)