Siaran TV Analog Disuntik Mati, Apa Efeknya Bagi Indonesia?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 August 2022 10:00
Menghitung Hari TV analog dimatikan DI DKI Jakarta
Foto: Infografis/ Siaran TV Analog Dimatikan/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga 2 November 2022 mendatang, Indonesia mematikan siaran TV analog. Ada beberapa efek program Analog Switch Off (ASO) itu untuk masyarakat.

Salah satunya adalah masyarakat bisa mendapatkan kualitas gambar yang lebih jernih dan canggih dengan TV digital. Berbeda dengan siaran analog yang gambarnya terkadang ada "semutnya".

"Kualitas gambaran kalau TV analog ada semutnya, kalau cuaca bagus atau gangguan apa kepyur-kepyur. Kalau TV digital cling, betul-betul gambarnya bersih suaranya jernih dan canggih," kata Staf Khusus Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Dengan TV digital, masyarakat pun bisa menikmati lebih banyak konten. Misalnya saja Kepulauan Riau sebelumnya hanya ada 6 saluran TV, akan bisa menikmati lebih dari 20 program siaran.

Sementara itu program ASO menurutnya bisa membuat frekuensi lebih efisien. Pada TV analog, satu frekuensi digunakan untuk satu saluran TV tapi pada TV digital bisa untuk 6-12 saluran.

Kepentingan ekonomi digital, industri 4.0 dan 5G juga jadi alasan ASO. Indonesia juga bakal memiliki keanekaragaman konten dan budaya di daerah bisa lebih berkembang denganASO.

TV digital juga dapat digunakan untuk alasan kebencanaan, sebagai peringatan dini. Menurut Ketua KPID Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Aulia Assyahiddin, peringatan tersebut akan langsung disampaikan pada televisi masyarakat.

"Masyarakat menggunakan STB ketika ada gempa, ada tsunami di TV dibuat blur hitam segera mengungsi segera beralih kebencanaan. Membuat masyarakat nyaman nanti," kata Aulia


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gonta Ganti Jadwal Suntik Mati TV Analog, Ada Apa Kominfo?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular