Berapa Harga Data Pribadi Anda di Dark Web?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebocoran data dan penjualan data dari pengguna sebuah layanan online di internet bukanlah sesuatu yang baru. Ternyata harga data-data tersebut cukup mendatangkan banyak penghasilan untuk pelaku peretasan.
Pada akhir pekan lalu, insiden penjualan data pribadi penduduk Indonesia di internet kembali terjadi. Kali ini, peretas mengklaim memiliki jutaan data pelanggan PLN dan Indihome.
Sebelumnya, data pribadi dari BPJS, aplikasi Kementerian Kesehatan, hingga Tokopedia juga sempat beredar di forum internet.
Berdasarkan data dari Dark Web Price Index 2021 oleh Privacy Affairs, penjahat siber menghasilkan cukup banyak keuntungan dari data pribadi yang diretas. Mulai dari kartu kredit hingga akun layanan streaming seperti Netflix yang dijual di dark web.
Dark web adalah istilah yang digunakan untuk ruang di internet yang hanya tidak diindeks oleh mesin pencari, sehingga untuk mengaksesnya membutuhkan perangkat lunak atau otorisasi tertentu.
Harga data pribadi di dark web
Berikut daftar harga data pribadi yang dijual di dark web, seperti dikutip dari Geekflare, Senin (22/8/2022):
1. Akun Layanan Keuangan
Laporan itu mencatat untuk mendapatkan detail kartu kredit dengan saldo hingga US$1.000, pembeli harus membayar US$150. Sementara itu, informasi kartu kredit dengan limit US$5.000 harganya mencapai US$240.
Sementara itu, rekening bank minimal US$2.000 dibayar US$120. Nilai yang sama juga bagi detail akun Paypal yang berhasil dicuri minimal saldo US$1.000.
Sedangkan transfer dari akun Paypal dengan saldo US$1.000-US$3.000 akan dikenakan biaya US$340. Untuk saldo US$3.000 hanya dikenakan US$180 dan mendapatkan informasi login 50 akun Paypal sebesar US$200.
Akun Western Union berisi rekening di atas US$1.000 senilai US$45. Untuk akun Stripe terverifikasi dengan payment getaway senilai US$1.000.
Akun paling berharga di dark web adalah akun kripto. Misalnya saja akun Kraken yang terverifikasi senilai US$810, Coinbase US$610, dan akun Cex.io US$410.
2. Akun Media Sosial dan Email
Akun Twitter yang diretas diharga US$35, sedangkan untuk mendapatkan akun Gmail pencari harus membayar hingga US$85.
Para peretas juga menjual followers di media sosial. Untuk mendapat 1.000 pengikut, likes, atau berbagi akun media sosial bervariasi US$1 dan US$25. Misalnya akan meminta bayar US$5 untuk membeli 1.000 followers di akun Instagram dan US$2 pada Spotify.
Harga database email hingga 4,78 juta akun email mencapai US$10. Basis data dokter gigi swasta AS dengan 122 ribu identitas, bisa dihargai US450 dan basis data pemilih AS dari berbagai negara mencapai US$100.
3. Scan Dokumen dan Salinan Fisik
Paspor jadi salah satu barang termahal dalam pasar gelap. Paspok fisik (Malta) dihargai tertinggi yaitu senilai US$6.500 dan paspor dengna nilai terendah (Lithuania) dihargai US$1.500.
Untuk ID palsu fisik, peretas meminta dari US$50 (New Jersey ID) hingga US$500 (Latvia ID). Harga salinan palsu SIM berbagai negara antara US$200-US$100 dan SIM AS senilai US$100 serta SIM Australia US$20.
Akun Uber yang diretas seharga US$8 dan US$14 bagi akun pengemudi Uber yang kena hack. Nomor jaminan sosial AS yang valid berlaku untuk US$2.
Sedangkan akun eBay dengan reputasi tinggi yakni 1.000+ feedback, kemungkinan sebesar US$1.000. Data green card juga dijual senilai US$150.
[Gambas:Video CNBC]