Perancang Aplikasi Gojek Ungkap Alasan Startup PHK Massal

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 August 2022 09:10
Employees wear masks in startup company Yoopies, Wednesday Aug.19, 2020 in Paris. France is now mandating masks in all workplaces, from the Paris business district to factories in the provinces. The government is trying to contain growing virus infections but avoid shutting down the economy. The announcement makes France one of relatively few countries that's universally requiring workers to wear masks on the job, though they're routinely worn in many Asian countries. (AP Photo/Michel Euler)
Foto: Ilustrasi Pekerja Kantor (AP Photo/Michel Euler)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini banyak startup di dunia yang memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ada berbagai alasan hal tersebut harus diambil oleh para perusahaan.

Misalnya ada yang kehabisan dana dan tidak adanya kebutuhan dasar. Selain itu juga berasal dari faktor manajerial,, kurangnya pengalaman dan visi yang jelas dari pendiri startup dan perusahaan yang kurang berfokus pada menjalankan bisnis.

Menanggapi hal tersebut, Alamanda Shantika yang merupakan Presiden Direktur Binar Academy ikut angkat bicara. Dia yang pernah bekerja sebagai Vice President Product Gojek itu mengatakan perlu banyak waktu ekosistem melakukan kalibrasi.

"Banyak yang bertanya kepada saya mengenai ledakan baru-baru ini, dan yang bisa saya katakan hanyalah #iToldYouSo," kata Alamanda dalam laman LinkedIn, belum lama ini.

Itulah mengapa dirinya berani membangun Binar Academy yang bertujuan mempercepat ketersediaan talenta. Perusahaan itu dibuat untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Menurut Alamanda, saat itu tak banyak pihak yang mau melakukan hal yang sama. "Serta untuk tujuan ini dengan semua suka dan duka yang kamu lalui, Dita Aisyah, Ignasius Setolareno dan saya bootstrap untuk Binar selama 4 tahun," jelasnya.

Alamanda Shantika Santoso (Instagram/alamandas)Foto: Alamanda Shantika Santoso (Instagram/alamandas)

Alamanda bercerita proses tersebut menguji mentalitas para wirausaha. "Apakah kita benar-benar siap? Kami menghitung setiap uang dan memastikan semua sumber daya telah dimaksimalkan," kata dia.

Dengan melakukan bootstrap, ini mengajarkan membangun fondasi yang kuat dan sehat. Termasuk dengan berpikir mengembangkan unit yang sehat.

Sebelumnya pada 2016 lalu, Ala pernah bercerita ekosistem startup kala itu tidak sehat. Melansir Detik.com, khususnya terkait pembajakan karyawan dan munculnya startup baru serta menawarkan besaran gaji yang besar.

Saat itu, Alamanda mengatakan ketakutan adanya startup bubble seperti yang pernah terjadi pada dotcom beberapa tahun lalu. Kejadian itu membuat perusahaan tidak dapat membayar gaji karyawannya.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami PHK, Segini Pegawai Startup yang Jadi Korban 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular