Kiamat Uang Kertas Makin Dekat, BI Ungkap Bukti Terbaru
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat sudah semakin akrab dengan transkasi digital. Apalagi semenjak pandemi pembayaran digital meningkat pesat. Sehingga, Bank Indonesia (BI) mengumumkan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus mengalami pertumbuhan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, penyebab transaksi ekonomi dan keuangan digital di tanah air yang pesat, seiring dengan peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan, dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking.
Data BI menunjukkan, transaksi uang elektronik (UE) pada Kuartal II-2022 yang tumbuh 39,85% secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian nilai transaksi digital banking pada kuartal II 2022 meningkat 38,45% (yoy).
Di sisi lain, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada kuartal II 2022, hanya meningkat 9,36% (yoy). Pun, uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2), hanya tumbuh masing-masing sebesar 16,60% (yoy) dan 10,64% (yoy).
Perry menjelaskan, BI akan memperkuat koordinasi dan kolaborasi dengan kementerian/lembaga Satgas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).
"Dalam rangka mendorong akselerasi digitalisasi daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," jelas Perry dalam konferensi pers, dikutip (30/7/2022).
Selain itu, kata Perry, BI juga akan melanjutkan regulatory reform sistem pembayaran melalui relaksasi ketentuan Layanan Keuangan Digital (LKD) untuk memperluas akses keuangan dalam rangka mendukung percepatan inklusi keuangan.
"Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI, antara lain melalui distribusi uang Rupiah ke daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terpencil) dan penguatan edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah," pungkasnya.
(dce)