
Muncul Gejala Covid-19 Tapi Hasil Antigen Negatif, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak kasus saat hasil tes antigen seseorang negatif, padahal sudah terlihat gejala Covid-19. Dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan mengungkapkan kemungkinan tes tersebut belum mendeteksi virus.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir. Dia mengatakan orang terinfeksi virus Corona belum tentu terdeteksi Covid-19 saat hari pertama dan kedua jika tes dilakukan dengan rapid test antigen.
Untuk itu, jika masyarakat mengalami gejala Covid-19 dan mendapatkan hasil negatif diminta segera melakukan tes PCR (polymerase chain reaction).
"Rapid test antigen itu positif atau negatif itu ditentukan oleh tinggi-rendahnya antibodi yang terbentuk dalam tubuh. Kalau kita antibodi yang terbentuk dalam tubuh dalam tinggi, misalnya pada infeksi-infeksi awal hari pertama atau hari kedua itu mungkin negatif, tetapi dengan PCR sudah positif," jelas Abdul Kadir.
Saat itu, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan masyarakat tetap melakukan karantina jika hasil negatif. Isolasi mandiri tersebut dilakukan selama lima hari, baru dilakukan tes ulang.
Ini dilakukan karena kemungkinan seseorang sebenarnya telah terinfeksi virus namun tidak terdeteksi oleh alat tes Covid-19.
"Kalau hasilnya negatif, harus karantina atau ada masa inkubasi dari virus ini yang mungkin dites itu belum positif. Kita karantina selama lima hari. Di hari kelima, kita lakukan tes kembali," kata Siti Nadia.
Siti Nadia juga menjelaskan beberapa gejala Covid-19 khususnya varian omicron. Pada tingkat ringan, pasien akan mengalami batuk, pilek, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Gejala Covid yang Sering Muncul di Pagi Hari, Bukan Demam