
Warning Investor Kakap Soal Masa Sulit Startup Telah Tiba

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak beberapa bulan lalu, industri startup dihadapkan dengan gejolak yang disebabkan karena kondisi ekonomi global, seperti melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Di tengah keadaan startup seperti saat ini para investor memberi imbauan kepada mereka. Para investor meminta perusahaan rintisan untuk mengurangi perekrutan karyawan, bakar uang dan perpanjang runaway.
Dengan penurunan saham teknologi dan Nasdaq pada kuartal terburuk kedua sejak krisis keuangan 2008, investor memberitahu perusahaan portofolio mereka bahwa mereka tidak akan terhindar dari dampak tersebut, bahkan kondisi itu bisa memburuk.
"Ini akan menjadi pemulihan yang lebih lama, dan meskipun kami tidak dapat memprediksi berapa lama, kami dapat menyarankan Anda tentang cara untuk mempersiapkan dan melewati sisi lain," kata Sequoia Capital, perusahaan ventura legendaris yang dikenal dengan investasinya di Google, Apple dan WhatsApp, dalam presentasi 52 halaman berjudul "Beradaptasi untuk Bertahan," salinan yang diperoleh CNBC Internasional, dikutip Kamis (14/7/2022).
Keadaan saat ini sangat kontras dengan tahun 2021, ketika investor mendorong startup melantai di bursa saham dengan valuasi yang sangat tinggi.
Era itu mencerminkan pasar sedang naik tajam (bullish) yang diperluas dalam teknologi, dengan Nasdaq Composite mencatatkan keuntungan dalam 11 dari 13 tahun terakhir. Belum lagi pendanaan ventura di AS mencapai US$332,8 miliar tahun lalu, naik tujuh kali lipat dari satu dekade sebelumnya, menurut Asosiasi Modal Ventura AS.
Perubahan sentimen yang tiba-tiba mengingatkan seperti kejadian pada tahun 2008, ketika runtuhnya pasar hipotek subprime menginfeksi seluruh sistem perbankan AS dan menyeret negara itu ke dalam resesi.
Pada saat itu, Sequoia menerbitkan memo terkenal berjudul, "R.I.P. Good Times," menyatakan kepada start-up bahwa "pengetatan adalah suatu keharusan" bersama dengan kebutuhan untuk menjaga arus kas yang positif.
Kenaikan harga bahan bakar dan pangan yang berkelanjutan, pandemi yang sedang berlangsung dan konflik geopolitik yang terjadi, membuat investor sekarang takut akan inflasi yang tidak terkendali, kenaikan suku bunga, dan resesi sekaligus.
Bedanya kali ini, menurut presentasi Sequoia, adalah tidak ada solusi cepat kebijakan perbaikan. Perusahaan mengatakan bahwa apa yang terlewatkan pada awal 2020 adalah respons agresif pemerintah, yaitu menuangkan uang ke dalam perekonomian dan menjaga suku bunga pinjaman secara artifisial rendah dengan membeli obligasi.
"Kali ini, banyak dari alat-alat itu telah habis," tulis Sequoia. "Kami tidak percaya bahwa ini akan menjadi koreksi tajam lainnya diikuti oleh pemulihan berbentuk V yang sama cepatnya seperti yang kita lihat di awal pandemi."
Sequoia mengatakan kepada startup untuk melihat proyek, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan di tempat lain untuk memangkas biaya.
Sementara itu, Y Combinator, investor awal Reddit dan Airbnb menyatakan agar para perusahaan rintisan (startup)memangkas pengeluaran mereka dan, dalam 30 hari ke depan, menyusun strategi agar modal yang sekarang mereka punya bisa mendanai bisnis mereka lebih lama.
Kemudian, jika investor lama atau investor baru menawarkan modal segar, founder startup harus berpikir untuk mengambilnya. Bahkan, jika diberi persyaratan yang sama dengan putaran pendanaan terakhir.
Terlepas dari kemampuan untuk menggalang dana, para founder bertanggung jawab untuk memastikan perusahaan akan bertahan jika tidak dapat mengumpulkan uang selama 24 bulan ke depan.
"Jika rencana Anda adalah untuk mengumpulkan uang dalam 6-12 bulan ke depan, Anda mungkin meningkatkan di puncak penurunan. Ingatlah bahwa peluang sukses sangat rendah bahkan jika perusahaan baik-baik saja. Kami menyarankan Anda mengubah rencana Anda," kata perusahaan itu dalam surat yang berjudul "Penurunan Ekonomi", dikutip dari Tech Crunch.
Menurut Tech Crunch, surat dari Y Combinator ke founder adalah sinyal tentang buruknya iklim investasi startup yang telah menghantam valuasi perusahaan teknologi besar sekalipun, seperti Shopify dan Netflix, kini mulai merambat ke startup tahap awal.
Y Combinator adalah investor yang fokus mendanai perusahaan yang baru mulai dirintis, melalui program akseleratornya yang digelar dua kali setahun di Silicon Valley. Pendiri perusahaan unicorn asal Indonesia seperti Xendit dan Ajaib, adalah alumni program Y Combinator.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Sinar Mas Buka-Bukaan Soal Badai PHK Startup
