Harga Kripto Dikendalikan Segelintir Orang, Kalian Setuju?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 22/06/2022 19:14 WIB
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Art Rachen on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cryptocurrency disebut memiliki sistem desentralisasi jadi tidak ada pihak manapun yang memiliki kendali. Namun menurut sebuah penelitian, hal itu kemungkinan tidak terjadi.

Para peneliti yang mengerjakan laporan yang ditugaskan oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) menemukan mungkin ada 'sentralisasi yang tidak diinginkan' dalam sistem desentralisasi.

"Sudah disetujui jika Blockchain tidak bisa diubah dan terdesentralisasi karena komunitas mengatakan demikian," kata CEO Trail of Bits, Dan Guido, dikutip dari Endgadget, Rabu (22/6/2022).


Kepada NPR, Guido mengatakan kekuatan kripto terkonsentrasi pada orang atau organisasi yang memiliki potongan besar kue. Hal ini juga terjadi pada sistem kapitalis yang sudah terjadi.

Trail of Bits, yang ikut dalam menyusun laporan, menyebutnya sebagai 'sentralisasi yang tidak diinginkan'. Jadi merupakan keadaan saat entitas mempengaruhi sistem terdesentralisasi, dan memberi kesempatan untuk mengutak atik catatan kepemilikan.

Dalam laporan yang sama tercatat, tiga ISP menangani 60% dari trafik Bitcoin. Namun jaringan bisa terganggu jika ada regulator komunikasi, peretas, atau orang yang mengawasi salah satu ISP memperlambat atau menghentikan lalu lintas itu.

Foto: Cryptocurrency (REUTERS/Dado Ruvic)

Para peneliti juga menemukan kelemahan pada jaringan Bitcoin. Di mana 21% node dijalankan pada versi lama yang rentan pada klien inti.

Sistem itu bisa menjadi target para pelaku serangan siber untuk mengambil alih sebagian besar jaringan Blockchain. Meskipun menurut Engadget, tidak mungkin karena ukuran jaringan tersebut.

Beberapa dari situasi bersifat teoritis, namun laporan juga menyoroti sejumlah kekurangan teknologi Blockchain. Namun ada beberapa contoh sentralisasi yang berdampak pada bagian ekosistem.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center