Transaksi Ditaksir Rp 31 T, GoFood Jadi Pilihan Konsumen
Jakarta, CNBC Indonesia - Pesan antar makanan online atau online food delivery (OFD) menjadi pilihan masyarakat Indonesia pascapandemi Covid-19, sehingga industri OFD akan tetap mengalami pertumbuhan. Temuan ini berdasarkan riset yang dilakukan Tenggara Strategics "Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia".
Nilai transaksi GoFood tercatat menjadi yang terbesar di antara layanan pesan antar makanan di Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Nilai transaksi GoFood pada 2021 mencapai Rp 30,65 triliun dari estimasi nilai transaksi Gross Merchandise Value di sektor OFD sebesar Rp 78,4 triliun.
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno mengatakan OFD merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian masyarakat.
Menurutnya, layanan OFD menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis di tengah pandemi.
"Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui, apakah pasca pandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku, di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah, serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian. Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan," ungkap Riyadi dikutip dari siaran pers, Kamis (16/6/2022).
Dalam riset tersebut OFD telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Mayoritas konsumen menggunakan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru dan bersosialisasi.
Sementara itu, Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani mengatakan lebih dari setengah konsumen menggunakan OFD minimal sekali setiap minggu. Layanan ini digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap dengan mayoritas pengguna adalah Generasi Z sebesar 43% dan milenial 39%.
"Kami memperkirakan industri OFD juga akan terus bertumbuh. Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen (99%) berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan (96%) layanan OFD di masa-masa mendatang," ujar Stella.
Tenggara Strategics juga menemukan bahwa GoFood lebih banyak dimiliki dan digunakan meski para konsumen memiliki aplikasi OFD lainnya. Selain itu, itu, GoFood merupakan platform yang menjadi top of mind (50%) dan paling banyak diunduh (76%).
Research Fellow Tenggara Strategics Handyanto Widjojo mengatakan kenyamanan dan kemudahan menjadi pertimbangan pengguna dalam memilih layanan OFD.
"Sekalipun penelitian dilakukan di masa pandemi, saya kira beberapa hal yang tadi disebutkan, seperti kenyamanan dan kemudahan akan tetap menjadi pertimbangan konsumen di periode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk. Apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan," tegas dia.
Sebagai informasi, riset mengenai layanan OFD ini menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih. Jumlah responden mencapai 1.200 dan tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10 -14 Januari 2022. Riset juga memiliki tingkat kepercayaan 95%, dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2.8%.
(rah/rah)