Waspada! 'Alumni' Covid-19 Ini Rentan Terinfeksi Varian Baru

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 15/06/2022 09:35 WIB
Foto: AP/Vincent Yu

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar negara, termasuk Indonesia harus menghadapi ancaman kehadiran sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5. Pakar penyakit menular University of California, Peter Chin-Hong, menyatakan keduanya menyebabkan infeksi ulang khususnya pada mereka yang telah terkena Omicron sebelumnya.

Sebelumnya para ahli menyatakan pasien sub-varian Omicron BA.1 tidak mungkin terinfeksi lagi dengan BA.2 atau bahkan lebih menular. Namun sub-varian terbaru ini nampaknya punya karakteristik yang berbeda dari pendahulunya.

Sebagai informasi, kedua sub-varian ini juga masuk di Afrika Selatan. Di negara itu, sekitar 90% populasinya telah memiliki kekebalan dari Omicron karena infeksi alami atau vaksinasi.


"Jika 90% orang telah kebal dan melihat lonjakan kasus, itu berarti duo dinamis [BA.4 dan BA.5] menyebabkan lebih banyak infeksi ulang, bahkan pada orang yang telah terpapar Omicron," jelasnya, dikutip South China Morning Post.

Di Afrika Selatan, BA.4 dan BA.5 telah mendapatkan perhatian karena menyebabkan kasus melonjak drastis. Misalnya laporan Universitas John Hopkins menyatakan pada kasus mingguan dalam dua minggu terakhir bulan Mei lalu meningkat tiga kali lipat.

"Itu benar-benar muncul tiba-tiba selama akhir minggu. Kamis sudah menyelesaikan dengan BA.2.12.1 dan kemudian BA.4 dan BA.5?" ujarnya. "Seperti bab penutup dari kisah yang tidak pernah berakhir."

Para ahli juga menyinggung kemungkinan adanya gelombang kasus karena BA.4 dan BA.5. Menurut mereka, ada kemungkinan terjadi di negara lain tapi tidak dalam waktu dekat.

Dari data yang ada saat ini, keduanya tidak menunjukkan pasien bisa sakit parah seperti yang terjadi dengan Omicron sebelumnya. Namun Chin-Hong menyatakan BA.4 dan BA.5 lebih menular dan punya kesempatan menghindari kekebalan yang ada.

Selain itu mereka yang belum divaksinasi dan pernah terinfeksi virus Corona sebelumnya punya peluang lebih tinggi tidak sembuh saat terinfeksi.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat