BTPS Ventura Pimpin Pendanaan 'Dagangan' US$ 6,6 juta

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
03 June 2022 12:24
ilustrasi Pembayaran Digital di Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: ilustrasi Pembayaran Digital di Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup Dagangan Memperoleh Pendanaan Pra-Seri B Senilai US$ 6,6 juta yang akan digunakan untuk pengembangan usaha dan layanan keuangan. CEO dan Co-founder Dagangan Ryan Manafe mengatakan investasi strategis ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan mengembangkan produk serta teknologi.

Selain itu, Dagangan juga akan bekerja sama dengan institusi keuangan lainnya untuk mengembangkan layanan finansial. Dengan begitu Dagangan bisa berkontribusi untuk memperkuat ekosistem digital yang inklusif.

"Kami memiliki aspirasi agar dapat melayani masyarakat hingga ke daerah pelosok sehingga perekonomian di desa dapat tumbuh secara signifikan. Pendanaan ini bukan sekedar investasi semata, namun ini adalah permulaan untuk memperkuat ekosistem digital yang inklusif bagi masyarakat Indonesia ke depannya," kata Ryan dalam siaran resmi, Jumat (3/6/2022).

Pendanaan ini Pra-Seri B senilai US$ 6,6 Juta yang dipimpin oleh BTPN Syariah Ventura dengan partisipasi dari investor lainnya, termasuk Monk's Hill Ventures dan Hendra Kwik, CEO Payfazz, perusahaan fintech yang melayani UMKM dan masyarakat unbanked di Indonesia.

"Melalui pendanaan ini, Dagangan memiliki akses pada ekosistem yang mereka miliki, dan memberikan kesempatan memperluas bisnis, termasuk memberikan kesempatan bagi para pengguna untuk mendapatkan akses dan layanan keuangan terbaik," ujarnya.

Dagangan merupakan platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari sembako, bahan makanan segar dan beku, hingga produk fashion. Platform ini memberikan layanan pengantaran barang belanjaan di hari yang sama dan keesokan harinya.

Ryan mengatakan Dagangan membangun model bisnis yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat berbelanja melalui berbagai channel, baik secara langsung melalui platform Dagangan, maupun melalui jaringan reseller dan pihak ketiga yang bekerja sama.

Dagangan berbasis di Yogyakarta menggunakan model hub-and-spoke dalam operasional bisnisnya. Startup ini membangun pusat pengadaan kebutuhan pokok atau micro fulfilment center (hub) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah pedesaan sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien.

Model operasional ini memberikan kemudahan mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan lebih mudah dan murah. Selain itu, produsen besar pun bisa menjangkau area-area yang sebelumnya sulit dilakukan akibat keterbatasan logistik.

"Tujuan utama kami adalah membangun perusahaan ritel dan e-commerce terintegrasi terbesar di Indonesia yang mampu menjangkau 90.000 desa dan kota-kota tier 3-4, dimana 80% dari total penduduk Indonesia tinggal," ungkap President dan Co-founder Dagangan Wilson Yanaprasetya.

Dagangan memiliki lebih dari 40 hub yang tersebar di berbagai area di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Produk dan layanan Dagangan telah menjangkau hampir 15.000 desa di 40 kota/kabupaten.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemendag Gandeng Startup Tekan Inflasi di Ramadan, Efektif?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular