
Gawat! Gas Langka Disebut Bocor dari Inti Bumi, Bahaya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Studi pemodelan baru memperlihatkan sejenis helium sangat langka yang tercipta tak lama setelah peristiwa Big Bang, bocor dari inti logam Bumi.
Sebagian besar gas ini di alam semesta, yang disebut helium-3, adalah primordial dan diciptakan tepat setelah peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.
Beberapa dari helium-3 ini akan bergabung dengan partikel gas dan debu lain di nebula surya - awan yang luas, berputar, dan runtuh yang diperkirakan telah menyebabkan terciptanya tata surya.
"Penemuan bahwa inti Bumi kemungkinan mengandung reservoir besar helium-3 adalah bukti lebih lanjut untuk mendukung gagasan bahwa Bumi terbentuk di dalam nebula surya yang berkembang, bukan di pinggirannya atau selama fase memudarnya," kata para peneliti seperti dikutip dari Live Science, Senin (4/4/2022).
Helium-3, kata para peneliti, merupakan keajaiban alam dan bisa jadi petunjuk bagi sejarah terbentuknya Bumi. "Masih ada sejumlah besar isotop ini di bagian dalam Bumi,"ujar pemimpin penulis studi Peter Olson, ahli geofisika di University of New Meksiko.
Gas ini adalah isotop, atau varian dari helium yang memiliki satu neutron, bukan dua neutron biasa di nukleusnya. Ini adalah gas langka, hanya menyusun 0,0001% helium di Bumi.
Ia berasal dari berbagai proses, salah satunya dari peluruhan radioaktif tritium, isotop radioaktif hidrogen yang langka. Tetapi karena helium adalah salah satu elemen paling awal yang ada di alam semesta, kemungkinan besar helium-3 berasal dari Big Bang.
"Para ilmuwan sudah tahu bahwa sekitar 2 kilogram helium-3 bocor dari interior Bumi setiap tahun, sebagian besar di sepanjang sistem punggungan tengah laut tempat lempeng tektonik bertemu. Ini cukup untuk mengisi balon seukuran meja," ungkap Olson.
Tetapi para ilmuwan tidak yakin dengan pasti berapa banyak helium-3 yang berasal dari inti Bumi, dan berapa banyak helium-3 di reservoir Bumi.
Untuk menyelidiki, peneliti memodelkan kelimpahan helium selama dua fase penting sejarah Bumi yakni pembentukan awal planet, ketika masih mengumpulkan helium, dan setelah pembentukan bulan, ketika planet kita kehilangan banyak gas ini.
Para ilmuwan berpikir bahwa bulan terbentuk ketika sebuah benda kolosal seukuran Mars bertabrakan dengan Bumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu.
Peristiwa ini akan melelehkan kerak bumi dan memungkinkan sebagian besar helium di dalam planet Bumi lepas.
Namun, Bumi tidak kehilangan semua helium-3 pada saat itu. Planet ini masih menyimpan beberapa gas langka, yang terus merembes keluar dari perut bumi. Dan inti Bumi akan menjadi tempat yang baik untuk reservoir semacam itu, karena kurang rentan terhadap dampak besar dibandingkan dengan bagian lain dari sistem Bumi.
Para peneliti menggabungkan tingkat kebocoran helium-3 modern dengan model perilaku isotop helium.
Perhitungan ini mengungkapkan bahwa antara 10 teragram hingga 1 pentagram helium-3 berada di inti Bumi. Jumlah ini tergolong yang sangat besar, yang menunjukkan bahwa Bumi terbentuk di nebula surya dengan konsentrasi gas yang tinggi.
"Model pertukaran gas mereka pertukaran selama pembentukan dan evolusi Bumi mengimplikasikan inti logam sebagai reservoir bocor yang memasok helium-3 ke seluruh Bumi," tulis para peneliti.
Namun, karena hasil ini didasarkan pada pemodelan, hasilnya tidak ketat. Tim harus membuat sejumlah asumsi, misalnya bahwa Bumi mengambil helium-3 saat terbentuk di nebula surya, bahwa helium masuk ke dalam logam pembentuk inti dan bahwa beberapa helium meninggalkan inti menuju mantel.
Asumsi-asumsi ini, di samping ketidakpastian lain, termasuk berapa lama nebula Matahari berlangsung relatif terhadap tingkat di mana Bumi terbentuk. Berarti, mungkin, ada lebih sedikit helium-3 di inti Bumi dibandingkan yang mereka perkirakan.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpecahkan, Misteri Miringnya Inti Bumi di Bawah Laut RI