Masuk Metaverse, Microsoft Bicara Soal Penting Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
29 March 2022 17:50
FILE PHOTO: A view shows the logo of Microsoft company on the roof of an office building in Moscow, Russia January 15, 2018.  REUTERS/Sergei Karpukhin/File Photo
Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak beberapa waktu lalu, Microsoft diketahui mengembangkan dunia virtual Metaverse. Kali ini perusahaan membuka diri untuk menjelaskannya, termasuk soal keamanannya.

"Seperti semua kategori baru, kita akan melihat inovasi dan pengalaman yang disengaja dan tidak disengaja, dan taruhan keamanannya akan lebih tinggi dari yang dibayangkan pada awalnya," kata Executive Vice President Security, Compliance, Identity, and Management Microsoft Charlie Bell, dikutip dalam blog resmi perusahaan, Selasa (29/3/2022).

Kejahatan bisa datang dalam modus penipuan dan serangan phishing. Menurutnya, di Metaverse hadir dari wajah yang familiar secara harfiah seperti avatar yang meniru rekan kerja.

Penipuan itu bukan nama domain atau alamat email yang menyesatkan. Dia mengatakan ancaman tersebut menjadi pemecah kesepakatan untuk perusahaan apabila tidak bertindak sekarang.

Selain itu, Bell mengatakan jika interoperabilitas sangat penting. Sebab tidak akan ada platform atau pengalaman Metaverse yang tunggal.

"Kepercayaan tidak bisa berakhir pada pintu ruang rapat virtual, misalnya harus mencakup interaksi dan aplikasi di dalamnya. Jika tidak, ketidakpastian keamanan akan membuat orang tertatih bertanya-tanya apa yang harus dikatakan atau dilakukan di ruang virtual baru dan menciptakan celah yang bisa menciptakan," jelasnya.

Saat Metaverse masih dalam tahap awal, dia mengatakan menjadi kesempatan untuk menetapkan prinsip keamanan yang spesifik. Bell juga mendorong komunitas keamanan untuk bekerja sama membangun fondasi untuk beraktivitas yang lebih aman.

Menurutnya budaya keamanan secara tim sudah dilakukan sejak lama. Semua pihak dari ISP, penyedia cloud, produsen perangkat bahkan para pesaing industri di pasar ini sadar soal pentingnya kerja sama dalam masalah keamanan.

"Duduk sekarang dalam gerang dimensi baru dalam teknologi, penting menyelaraskan prioritas utama membantu mengamankan Metaverse dari generasi ke generasi," terangnya.

"Dan identitas, transparansi dan rasa persatuan berkelanjutan diantara para pembela HAM jadi kuncinya".


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Microsoft Bicara Teknologi Metaverse, Mau Ikut Facebook?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular