
Di-Blacklist Biden, Kaspersky: Tidak Konstitusional

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan anti virus Kaspersky mengaku kecewa atas keputusan Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat yang memasukan mereka ke daftar hitam perusahaan.
Keputusan tersebut melarang penggunaan subsidi federal terkait telekomunikasi tertentu untuk membeli produk dan layanan Kaspersky.
Menurut perusahaan asal Rusia itu, keputusan yang dibuat FCC tidak didasarkan pada penilaian teknis apa pun atas produk Kaspersky, melainkan dibuat atas dasar politik.
Kaspersky menyatakan bahwa larangan Pemerintah Amerika Serikat terhadap entitas federal dan kontraktor federal untuk menggunakan produk dan layanan Kaspersky tidak konstitusional, didasari tuduhan yang tidak berdasar, dan tidak memiliki bukti kesalahan publik oleh perusahaan.
"Karena tidak ada bukti publik yang membenarkan tindakan tersebut, dan pengumuman FCC secara khusus merujuk pada penetapan Departemen Keamanan Dalam Negeri 2017 sebagai dasar keputusan," kata Kaspersky, dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (28/3/2022)
Pejabat AS telah lama mengatakan bahwa software Kaspersky dapat membuka jaringan Amerika untuk memfitnah aktivitas dari Moskow dan melarang produk antivirus unggulan Kaspersky dari jaringan federal pada tahun 2017. Perusahaan antivirus itu telah secara resmi menyangkal menjadi alat mata-mata pemerintah Rusia.
Pihak Kaspersky menyebut akan terus meyakinkan mitra dan pelanggannya tentang kualitas dan integritas produknya. Mereka tetap siap bekerja sama dengan lembaga pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi masalah FCC dan badan regulator lainnya.
"Kaspersky telah menyatakan dengan jelas bahwa tidak memiliki ikatan dengan pemerintah mana pun, termasuk pemerintah Rusia." pungkasnya.
Dikabarkan sebelumnya, FCC AS menambahkan beberapa perusahaan yang dianggap mengancam bagi keamanan nasional. Kaspersky termasuk di dalamnya, bersama dengan China Telecom (Americas) Corp dan China Mobile International USA.
Ketiga perusahaan masuk dalam daftar, menyusul lima perusahaan China lainnya ,termasuk Huawei dan ZTE Corp, yang lebih dulu ada di dalam daftar.
Perusahaan antivirus Kaspersky menjadi perusahaan Rusia pertama yang masuk dalam daftar hitam regulator AS.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tangkis Jebakan Penipuan QRIS, Lakukan 4 Langkah Ini
