Perusahaan Ini Tuding AS Meretas China Lebih dari Satu Dekade

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 March 2022 12:30
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Qihoo 360 menuding sekelompok peretas yang didukung pemerintah Amerika Serikat (AS) menyerang China. Menurut perusahaan keamanan siber asal China ini, aktivitas itu dilakukan selama lebih dari satu dekade.

Laporan tersebut menyatakan kelompok yang dikenal sebagai APT-C-40 berafiliasi dengan pemerintah dan menyerang mulai dari perusahaan, pemerintah, lembaga penelitian dan infrastruktur terkemuka China.

Ini bukan pertama kalinya Qihoo 360 melontarkan tudingan terkait keamanan siber yang melibatkan China dan AS, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (24/3/2022).

Pada laporan Maret sebelumnya, perusahaan mengatakan informasi pribadi jutaan pengguna internet China dicuri oleh kelompok yang sama. Sementara pada Maret 2020, Qihoo menuding Badan Intelijen Pusat AS membobol industi penerbangan China dan target lainnya selama lebih dari satu dekade.

Hubungan AS dan China memang tak selalu baik terkait serangan siber. Saling tuding mewarnai hubungan keduanya selama ini.

Bulan ini, perusahaan keamanan siber AS, Mandiant pernah mengklaim peretas terkait dengan Kementerian Keamanan Negara China melakukan serangan. Korban dari peretasan itu dilaporkan setidaknya ada enam pemerinah negara bagian yang terjadi sejak tahun lalu.

Sementara itu bulan lalu, Christopher Wray yang merupakan kepala FBI pernah menuduh China 'mencoba mencuri' ide dan inovasi AS. Caranya dengan meluncurkan operasi peretasan besar-besaran.

Dalam laporan terbaru Qihoo 360, NSA (National Security Agency) disebutkan menggunakan teknologi kuantum meluncurkan serangan siber pada semua pengguna internet di seluruh dunia yang mengakses situs web AS seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Amazon.

Selain itu, platform media sosial China seperti QQ, layanan dari Tencent Holdings masuk dalam target tersebut. "Grup tersebut mencuri sebagian besar data penting, dan potensi risiko yang ditimbulkan tidak bisa diukur," ujar perusahaan.

Qihoo 360 tidak membalas permintaan komentar terkait laporan The Post. NSA, yang dituding berada di belakang kelompok peretas, juga tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Hacker AS Disebut Serang Rusia & Ukraina via China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular