Mengenal Deepfake yang Minta Tentara Ukraina Buang Senjata

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina bukan hanya diramaikan dengan perang siber, namun juga sebaran video deepfake. Lalu apa sebenarnya deepfake?
BBC melaporkan deepfake memungkinkan pengguna untuk menganimasikan foto lama. Tool ini juga telah digunakan oleh banyak perusahaan, salah satunya adalah MyHeritage lewat fitur LiveStory yang memungkinkan suara untuk ditambahkan, dikutip Jumat (18/3/2022).
Namun deepfake tak sepenuhnya diterima di masyarakat dunia. Sebab ada yang menggunakannya untuk tindakan negatif.
Misalnya jaringan TV Korea Selatan, MBN mengumumkan menggunakan pembaca berita palsu Kim Joo Ha. Reaksi penonton pun terbelah, ada yang terkesan dengan tampilannya yang begitu realistis dan sebagian khawatir Kim Joo Ha asli akan kehilangan pekerjaannya.
Selain itu ada juga yang menggunakannya untuk pornografi. Tujuan lain juga ada yang bertujuan untuk mengirimkan pesan satir.
Sementara untuk tujuan politik masih relatif jarang. Sebelumnya presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama juga pernah dibuat versi deepfakenya.
Terkait perang Rusia dan Ukraina, video deepfake Presiden Ukraina Volodymy Zelensky muncul. Video itu menampilkan Zelensky seolah berbicara mengenai menyerah pada Rusia.
Zelensky palsu itu meminta masyarakat Ukraina meletakkan senjata mereka. BBC menuliskan jika kepalanya tampil terlalu besar dan pixel dalam gambar lebih banyak daripada tubuhnya, serta suaranya terdengar lebih dalam.
Dalam unggahan di akun Instagram, Zelensky mengatakan video tersebut sebagai 'provokasi anak-anak'. Pusat Komunikasi Strategis Ukraina juga telah memperingatkan pemerintah Rusia mungkin akan menggunakan deepfake untuk meyakinkan Ukraina agar menyerah.
Meta dan Youtube telah mengumumkan menghapus video deepfake tersebut dari masing-masing platform.
[Gambas:Video CNBC]
Spesifikasi Rudal Hipersonik Rusia yang Serang Ukraina
(npb/npb)