Akhirnya Misteri Kawah Meteor 31 Km di Greenland Terbongkar

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 14/03/2022 15:05 WIB
Foto: REUTERS/HANNIBAL HANSCHKE

Jakarta, CNBC Indonesia - Usia kawah meteorit selebar 31 kilometer sudah lama bikin bingung para ilmuwan. Kawah yang diberi nama Hiawatha terpelihara dengan sangat baik meskipun es gletser mengalami erosi.

Kawah yang ditemukan di bawah satu kilometer es Greenland itu awalnya diprediksi terbentuk 13.000 tahun yang lalu.

Namun, baru-baru ini para ilmuwan telah menentukan usianya secara pasti. Dan ternyata, usianya jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya. Faktanya kawah meteroit itu terbentuk hanya beberapa juta tahun setelah dinosaurus punah, sekitar 58 juta tahun yang lalu.


Kepala geologi di Museum Sejarah Alam Denmark Michael Storey, mengatakan misteri kawah sangat sulit untuk dipecahkan. Jadi sangat memuaskan bahwa dua laboratorium di Denmark dan Swedia, menggunakan metode penanggalan yang berbeda sampai pada kesimpulan yang sama.

"Dengan demikian, saya yakin bahwa kami telah menentukan lokasi kawah yang sebenarnya. usia, yang jauh lebih tua dari yang diperkirakan banyak orang," kata Storey, dikutip dari CNN Internasional, Senin (14/3/2022).

Ketika asteroid menghantam, Arktik tertutup hutan hujan dengan suhu sekitar 20 derajat Celcius.

Jika terjadi saat ini, lawah tumbukan Hiawatha dapat menelan Washington DC. Ukurannya lebih besar sekitar 90% dari sekitar 200 kawah tumbukan yang diketahui sebelumnya di Bumi.

Belum diketahui apakah meteor yang menghantam Greenland mengganggu iklim global dengan cara yang sama seperti asteroid selebar 200 kilometer yang menciptakan kawah Chicxulub di Meksiko, yang menghancurkan dinosaurus sekitar 8 juta tahun sebelumnya.

Tetapi meteorit Greenland itu dipastikan menghancurkan kehidupan tumbuhan dan hewan di wilayah terdekat. Saat kejadian ini penduduk lokal yang menghuni wilayah tersebut termasuk buaya, kura-kura dan hewan primitif seperti kuda nil.

Sampai saat ini gletser, peneliti masih mengumpulkan pasir dan batu dari sungai yang mengalir dari gletser. Sampel-sampel itu akan dipanaskan oleh dampak meteor. Mereka diberi tanggal menggunakan teknik yang mendeteksi peluruhan alami radioisotop alami berumur panjang yang terkandung di dalam batu.

Kristal dari mineral zirkon yang terkandung di dalam batuan diberi penanggalan menggunakan penanggalan uranium-timbal. Isotop uranium mulai meluruh saat zirkon mengkristal, berubah menjadi isotop timbal dengan kecepatan yang stabil dan dapat diprediksi. Teknik ini menunjuk pada waktu sekitar 58 juta tahun yang lalu.

Butiran pasir dipanaskan dengan laser, dan para peneliti mengukur pelepasan gas argon, yang dihasilkan dari peluruhan isotop radioaktif kalium yang langka namun terjadi secara alami, yang dikenal sebagai K-40.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center