Awas Perang Siber Global Gegara Rusia vs Ukraina

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 28/02/2022 09:55 WIB
Foto: Infografis/Kasus Phising Email yang Serang Indonesia Makin Merajalela/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-5. Meski ada kemungkinan kedua belah pihak bernegosiasi, situasi masih genting.

Rusia dilaporkan Minggu (27/2/2022) menyiagakan pertahanan nuklirnya. Sementara Ukraina, terus mendapat pasokan senjata baru dari NATO.


Bukan hanya perang terbuka, konflik kedua negara juga terjadi di ranah digital oleh Rusia. Ukraina pun akhirnya membentuk tentara siber atau IT army.

"Kami sedang menciptakan pasukan IT," tulis Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov dalam tweet, dikutip Reuters, Senin (28/2/2022).

"Akan ada tugas untuk semua orang. Kami terus berjuang di front cyber. Tugas pertama ada di saluran untuk spesialis cyber," sambungnya.

Tweet tersebut ditautkan ke saluran di aplikasi perpesanan Telegram yang menerbitkan daftar situs web Rusia terkemuka. Dari aplikasi itu, tentara siber ini akan menyerang 31 situs bisnis besar milik Rusia yang akan melumpuhkan perekonomian mereka.

Beberapa perusahaan dibidik yakni raksasa energi Rusia Gazprom, produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil, dan tiga bank. Selain itu, beberapa situs web pemerintah juga jadi target.

Situs resmi Kremlin, Kremlin.ru, dan kantor Presiden Rusia Vladimir Putin, diketahui down pada hari Sabtu (26/2/2021) dalam serangan DDoS terdistribusi.

Sebelumnya, perangkat lunak penghapus data berbahaya ditemukan beredar di Ukraina minggu lalu. Ini menyerang ratusan komputer serta situs, menurut para peneliti di perusahaan keamanan siber ESET.

Kecurigaan jatuh pada Rusia, yang berulang kali dituduh melakukan peretasan terhadap Ukraina dan negara-negara lain. Para korban termasuk lembaga pemerintah dan lembaga keuangan.

Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengatakan peretas militer Rusia berada di balik serentetan serangan DDoS pekan lalu. Hal itu sempat membuat situs perbankan dan pemerintah Ukraina offline sebelum invasi Rusia.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat