Akun Unggah Video dari Ukraina Kena Suspensi, Kenapa Twitter?
Jakarta, CNBC Indonesia - Media sosial, termasuk Twitter, menjadi tempat berbagi gambar dan video terbaru dari wilayah Donbas timur dan Luhansk.
Berbagi rekaman helikopter Rusia menuju Krimea atau divisi tank bergerak ke perbatasan, dapat dilihat langsung dari update di Twitter.
Namun saat konflik meningkat, banyak peneliti yang membagikan update mengenai perkembangan situasi - umumnya dikenal sebagai intelijen sumber terbuka atau OSINT - mendapati akun Twitter mereka tiba-tiba ditangguhkan.
Pada Selasa (22/2) malam waktu setempat, peneliti OSINT Kyle Glen tak bisa mengakses akun Twitternya selama 12 jam.
Analis keamanan Oliver Alexander juga mengklaim telah diblokir sementara dari akunnya dua kali dalam 24 jam.
Akun OSINT yang berbahasa Prancis Neurone Intelligence, akun berbahasa Spanyol Mundo en Conflicto, dan akun OSINT Brasil Notícias e Guerras juga terpengaruh.
Dalam sebuah tweet, Alexander membagikan tangkapan layar dengan pesan yang menyatakan bahwa akun miliknya dikunci karena melanggar aturan Twitter, meskipun tidak disebutkan pelanggaran aturan apa yang dilakukan.
Periset mengemukakan kekhawatiran bahwa penangguhan akun bisa menjadi bagian dari kampanye pelaporan massal yang dimaksudkan untuk menonaktifkan akun OSINT selama invasi Rusia.
Melansir laman The Verge, Kamis (24/2/2022), dalam sebuah pernyataan, juru bicara Twitter Elizabeth Busby mengatakan bahwa tindakan telah diambil terhadap akun-akun ini karena adanya kesalahan dan bukan bagian dari kampanye terkoordinasi.
"Kami secara proaktif memantau narasi yang muncul yang melanggar kebijakan kami, dan, dalam hal ini, kami mengambil tindakan penegakan hukum pada sejumlah akun karena kesalahan," kata Busby.
Pihaknya segera meninjau tindakan ini dan mengaku telah secara proaktif memulihkan akses ke sejumlah akun yang terpengaruh. Klaim bahwa kesalahan itu adalah kampanye bot terkoordinasi atau hasil pelaporan massal tidak akurat.
Ketika ditanya kebijakan konten apa yang diyakini telah dilanggar oleh akun yang ditangguhkan, Busby mengatakan kebijakan media sintetis dan manipulasi Twitter, yang berkaitan dengan pembagian informasi yang salah di platform.
Berdasarkan ketentuan kebijakan, akun tidak boleh membagikan informasi yang telah "diubah, dimanipulasi, atau dibuat-buat secara signifikan dan menipu", "dibagikan dengan cara yang menipu atau dengan konteks yang salah", atau "kemungkinan besar mengakibatkan kebingungan yang meluas pada masalah publik, berdampak pada keselamatan publik, atau menyebabkan kerusakan serius."
Tidak jelas bagaimana tepatnya akun yang ditangguhkan dianggap telah melanggar kebijakan tersebut.
Pendukung Ukraina khawatir bahwa penghapusan akun Twitter yang berbagi OSINT dari wilayah tersebut dapat menguntungkan tujuan militer Rusia.
Rusia sebelumnya telah melakukan kampanye disinformasi media sosial di Ukraina dan dituduh mempersenjatai media sosial untuk mempromosikan narasi palsu selama pencaplokan Krimea pada 2014.
Rusia juga telah memperluas serangan digitalnya dengan meningkatkan serangan siber yang sedang berlangsung di Ukraina, menargetkan bank-bank Ukraina dan situs web pemerintah dengan serangan DDoS yang sedang berlangsung.
(roy/roy)