Reinfeksi Covid-19 Omicron Bisakah Terjadi? Simak Riset Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Risiko infeksi ulang atau reinfeksi pada Covid-19 varian omicron disebut lima kali lebih tinggi dan tidak menunjukkan tanda-tanda lebih ringan dari pada varian Delta.
Demikian disebutkan oleh penelitian yang dilakukan akhir tahun lalu saat kasus omicron sedang melonjak di seluruh Eropa.
Hasil penelitian Imperial College London (ILC) didasarkan pada data Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Layanan Kesehatan Nasional pada orang-orang yang dites positif COVID-19 dalam tes PCR di Inggris antara 29 November dan 11 Desember.
"Mengontrol status vaksin, usia, jenis kelamin, etnis, status tanpa gejala, wilayah dan tanggal spesimen, Omicron dikaitkan dengan risiko infeksi ulang 5,4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Delta," tulis studi, dikutip dari Reuters, Rabu (9/2/2022).
Sementara itu menurut laporan laman Very Well Health, studi pracetak lain yang diposting awal bulan ini menemukan bahwa infeksi sebelumnya melindungi terhadap reinfeksi simptomatik dengan varian Alpha, Beta, atau Delta sekitar 90%, tetapi hanya 30% untuk varian Omicron.
Sama seperti studi ILC, studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, sehingga mereka belum dapat digunakan untuk memandu praktik klinis.
Sedangkan sebuah perbandingan yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, menemukan bahwa infeksi ulang memiliki risiko rawat inap dan kematian 90% lebih rendah daripada infeksi primer.
Dari 1304 kasus reinfeksi yang dipelajari para peneliti, ada empat kasus parah dan tidak ada reinfeksi kritis atau fatal.5
"Infeksi ulang relatif jarang terjadi," kata Daniel Bachmann, MD, dokter pengobatan darurat di The Ohio State University Wexner Medical Center.
Meskipun demikian, penting untuk terus mengambil tindakan pencegahan yang tepat seperti pemakaian masker, jarak fisik, dan vaksinasi untuk mengurangi penularan virus.
(roy/roy)