
Facebook Terancam 'Rugi' Rp 143 Triliun Gegara Apple, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah perubahan kebijakan privasi iOS ternyata berbuntut panjang. Meta, induk usaha Facebook, mengatakan peraturan itu membuat pendapatan perusahaan terancam turun hingga US$10 miliar atau Rp 143 triliun.
Hal ini diungkapkan oleh CFO Meta, Dave Wehner. "[Penurunan pendapatan] ada pada US$10 miliar, jadi merupakan headwind (kondisi saat pertumbuhan sulit) yang cukup signifikan untuk bisnis kami," ungkapnya dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (3/2/2022).
Wehner menyebut angka US$10 miliar adalah prediksi kehilangan pendapatan terburuk. Menurutnya perkiraan itu dari dampak perubahan kebijakan privasi baru iOS kumulatif pada pendapatan.
"Jika Anda menggabungkan perubahan yang digulirkan pada iOS, ini urutannya besar. Kami tidak bisa tepat dalam hal ini. Ini estimasi," kata Wehner.
Prediksi ini jadi hitungan berdasarkan data paling konkret sejauh ini soal dampak dari fitur App Tracking Transparency (ATT). Fitur itu mengurangi kemampuan iklan bertarget ke konsumen dengan membatasi pengiklan dapat mengakses serta mengidentifikasi pengguna iPhone.
Apple memperkenalkan fitur ATT pada iOS 14.5 dan termasuk juga iOS 15 yang berjalan pada 72% iPhone modern.
Fitur ATT akan memperlihatkan pop-up notifikasi pada pengguna dan bertanya apakah mereka ingin dilacak saat membuka aplikasi. Saat mengatakan tidak, maka aplikasi tak dapat mengakses IDFA yang merupakan ID perangkat untuk menargetkan dan mengukur efektivitas iklan online.
Facebook diketahui bersuara paling keras menentang kehadiran ATT diantara perusahaan periklanan online. Bahkan pada Desember 2020, menjalankan kampanye pemasaran satu halaman penuh pada sebuah surat kabar utama.
Iklan itu berisi soal fitur ATT dan mengatakan perubahan itu mengenai "keuntungan bukan privasi". Keesokan harinya, CEO Apple Tim Cook mencontohkan cara kerja fitur dengan menggunakan aplikasi Facebook.
Facebook selalu mengambil pendekatan ATT merugikan usaha kecil yang bergantung pada iklan digital. Termasuk yang diungkapkan Sheryl Sandberg, kepala operasi Facebook pada hari Rabu lalu.
Sementara itu Alphabet juga melaporkan perkiraan dengan angka kuartal keempat dan mengutip kekuatan pada iklan e-Commerce, area Facebook yang melemah. Wehner juga menyarankan Apple tidak berdampak sama pada pencarian pada jenis aplikasi lain, merujuk pada banyaknya uang yang dihasilkan Google untuk Apple sebagai mesin pencari default pada browser Safari.
"Mengingat Apple terus mengambil miliaran dolar per tahun dari Google Search, insentifnya jelas agar perbedaan kebijakan terus berlanjut," kata Wehner.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantas Facebook & Google Sewot ke Apple, Riset Ini Buktinya
