Bukan Xiaomi, Oppo, Huawei & Vivo, Ini Raja HP China Terbaru

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia

24 January 2022 17:50

iPhone 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguasa pasar smartphone di China bukan dari perusahaan seperti Xiaomi, Oppo dan Vivo. Menurut Smartphone Weekly Tracker Counterpoint, Apple iPhone berhasil menjadi raja di negara tersebut.

Capaian tersebut bahkan dipertahankan Apple selama enam minggu berturut-turut. Posisi perusahaan berada pada puncak di China setelah peluncuran iPhone atau minggu 39.

"Setelah itu Apple berada di posisi terdepan untuk sebagian besar periode, jarang memberi jalan pada pesaing China, Vivo," kata Counterpoint, dikutip dari laman resmi Counterpoint, Senin (24/1/2022).

iPhone 13 berhasil menarik perhatian dan memimpin kesuksesan Apple di negara tersebut. Salah satunya karena harga awal yang lebih rendah saat diluncurkan.

Foto: Persaingan smartphone di China (Doc Counterpoint)

Ada juga faktor lain yang mendorong penjualan tersebut yakni pada kamera baru dan dukungan fitur 5G di ponsel tersebut.

Dari empat model HP baru Apple itu, iPhone 13 tercatat sebagai penjualan tertinggi dengan 51%. Berikutnya diikuti oleh iPhone 13 Pro Max dengan 23% dan 21% untuk versi Pro. Sementara iPhone 13 Mini di tempat terakhir sebanyak 5%.

Penjualan perdana iPhone 13, disebutkan Counterpoint juga melebihi pendahulunya. Peluncuran ponsel tersebut, Apple menjadi yang teratas dalam penjualan di China dan mempertahankan posisi nomor 1 tidak termasuk saat periode Singles Day.

Sementara itu pesaing utama Apple di pasar premium, Huawei, harus menghadapi penurunan penjualan. Penyebabnya adalah sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) yang masih terus berlangsung sejak beberapa tahun lalu.

Menurut Direktur Riset Counterpoint, Tom Kang, kinerja positif yang dihasilkan Apple di China nampaknya terus berlanjut. Dengan catatan hingga produsen lain bisa mengejar perusahaan tersebut dari segi merek dan kualitas.

"Satu-satunya pesaing Apple di China hingga sekarang adalah Huawei dan saat ini menghadapi masalah produksi karena sanksi AS. Apple kemungkinan akan melanjutkan kinerja tinggi di China, hingga pesaing lain menyusul merek dan kualitas," jelas Tom Kang.