76,8% Warga RI sudah Pakai Internet, Tapi banyak PR-nya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Januari 2021, pengguna internet di Indonesia sebanyak 202,35 juta pengguna atau 76,8%. Meski jumlahnya cukup banyak, namun ternyata masih banyak PR yang harus dikerjakan terkait literasi di dunia maya.
"Angka ini merepresentasikan Indonesia semakin intensif dalam menggunakan internet. Masalahnya berapa persen total pengguna internet yang melek digital, sudah cakap digital, memiliki kecakapan digital," ungkap Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, dalam acara Konferensi Pers Survei Indeks Literasi Digital 2021, Kamis (20/1/2022).
Dia menjelaskan digital divide sebelumnya dimaknai sebagai perbedaan orang untuk mengakses internet. Namun ternyata kesenjangan saat ini dimaknai dengan berbeda.
Kesenjangan dimaknai jika sebagai sudah ada akses internet. Namun memiliki atau tidak kecakapan digital serta terliterasi dan tidak.
"Artinya tidak semua yang menggunakan internet sudah cakap digital, terliterasi secara digital," kata Dedi.
Padahal dia menuturkan peluang sektor digital di tengah Covid-19 sangat tinggi. Ini berbeda dengan sektor lain yang mengalami penurunan, sektor informatika dan komunikasi yang merupakan dasar ekonomi digital masih tetap bertahan.
"Pandemi covid membawa kontraksi membawa perlambatan, sektor digital memiliki peluang. Sektor digital tetap bisa diberdayakan," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dirilis juga status literasi digital Indonesia dari Kementerian Kominfo dan Katadata Insight Center. Salah satunya media sosial yang digunakan, Tiktok mengalami peningkatan dari 16,7% pada 2020 menjadi 29,8% tahun 2021.
Sementara itu dari survey terlihat 45,5% menilai antara yakin dan tidak yakin soal seberapa yakin bisa mengidentifikasi berita atau informasi yang tidak sesuai fakta bahkan berita hoaks. Posisi kedua ditepati penilaian Yakin sebesar 26,3% dan 19,4% Tidak Yakin.
Dari survei terlihat para peserta yang memilih pernah menyebarkan informasi hoaks jauh lebih kecil dari yang tidak pernah. Namun ada kenaikan tipis pada tahun 2020 dari 11,2% menjadi 11,9% di tahun lalu.
(npb/roy)