Melihat Keampuhan 3 Dosis Vaksin Sinovac Lawan Omicron

Novina Putri, CNBC Indonesia
24 December 2021 09:51
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SDN 03 Rawabuntu, Tangerang Selatan, Selasa (14/12/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 dengan jumlah sasaran vaksinasi mencapai 26,5 juta di Indonesia. Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan kick off pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun. "Kami harapkan hari Selasa (14/12) sudah dilakukan kick off di beberapa daerah yang akan kami tetapkan dan selanjutnya itu secara bertahap sampai tahun depan akan kita lakukan vaksinasi semua anak usia 6 -11 tahun yang totalnya berdasarkan data itu ada 26,8 juta," katanya dalam keterangan resmi dikutip Senin (13/12/2021) kemarin. Pelaksanaan vaksinasi ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70% dan cakupan vaksinasi Lansia di atas 60%.

Sampai saat ini sebanyak 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi yang sudah memenuhi kriteria tersebut, yakni Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.

Vaksin yang digunakan untuk sementara ini adalah jenis Sinovac dan sudah punya Emergency Use Autorization (EUA). Sebanyak 6,4 juta dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan hingga akhir Desember 2021.

Penyuntikan vaksin dilakukan dengan intramuskular atau injeksi ke dalam otot tubuh di bagian lengan atas dengan dosis 0,5 mili. Vaksinasi diberikan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 28 hari. Sebelum pelaksana vaksinasi harus dilakukan skrining dengan menggunakan format standar oleh petugas vaksinasi. Tempat pelaksanaan vaksinasi bisa dilakukan di Puskesmas, rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik pemerintah maupun swasta termasuk pos-pos pelayanan vaksinasi, dan sentra vaksinasi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun di SDN 03 Rawabuntu, Tangerang Selatan, Selasa (14/12/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dosis ketiga Sinovac disebut tidak ampuh untuk melawan Omicron. Ini ditemukan oleh penelitian dari University of Hong Kong (HKU) dan Chinese University of Hong Kong.

Para peneliti menemukan vaksin booster dari jenis vaksin yang paling banyak digunakan di dunia tidak menghasilkan antibodi penetral virus yang cukup. Sementara untuk dosis ketiga dari Pfizer dan BioNTech secara signifikan meningkatkan perlindungan untuk mereka sebelumnya telah mendapatkan dua dosis Sinovac.

Booster Pfizer disebut 'mencapai perlindungan optimal terhadap varian Omicron," kata Malik Peiris, profesor HKU yang juga memimpin penelitian, dikutip dari Nikkei Asia Review, Jumat (24/12/2021).

Minggu lalu, Sinovac mengatakan hal yang sebaliknya. Yakni dosis ketiga disebut 'efektif dalam meningkatkan penetralan melawan strain Omicron'. Selain itu 94% penerima tiga dosis Sinovac menghasilkan antibodi penetralisir yang cukup.

Namun perusahaan tidak merinci tingkat antibodi seperti apa yang dihasilkan oleh tiga dosis Sinovac. Nikkei Asia Review menyebut Sinovac tidak menanggapi permintaan komentar.

CoronaVac merupakan salah satu dari dua vaksin China yang disetujui oleh WHO untuk penggunaan darurat (EUA). Sejauh ini ada 1,32 miliar dikirim diungkap oleh Bridge Consulting berbasis di Beijing.

Hampi sebagian besar negara di dunia sedang atau akan melakukan vaksin booster kepada masyarakatnya. Salah satunya adalah Indonesia yang direncanakan dimulai tahun depan.

BPOM sendiri mengungkapkan sedang ada uji coba untuk booster. Ini dilakukan secara homologous (tiga dosis dengan jenis yang sama) atau heterologous (dosis ketiga berbeda jenisnya dengan dua dosis pertama).

Sinovac jadi salah satu yang diujicobakan oleh Balitbangkes (Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan) dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Indonesia (UI).

Selain CoronaVac Sinovac, ada juga uji coba menggunakan vaksin primer (dua dosis awal) AstraZeneca. Keduanya diujicobakan dengan booster Sinovac, AstraZeneca dan Pfizer.

Vaksin lainnya yang bersiap diujicobakan adalah Sinopharm. Jenis vaksin itu sedang berproses mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Halal, Sinovac Bisa Dipakai Buat Vaksin Booster di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular