'Kiamat' Teller & CS Mengintai, Gimana Nasib Karyawan Bank?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
15 December 2021 07:25
Warga menukar uang nominal Rp.  5000 di teller bank di tempat penukaran uang receh di IRTI Monas, Jakarta, Selasa (22/5). Sejumlah perbankan menyediakan jasa tukar uang receh di kawasan tersebut. Banyak warga yg menukar uang receh untuk keperluan lebaran dan dikasih kepada sanak saudara dan kerabat.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi teller dan costumer service (CS) bank terancam hilang karena masihnya penggunaan teknologi di sektor perbankan. Profesi ini diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun mendatang.

Sinyal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021 "Fintech for Faster Economic Recovery" yang disaksikan secara virtual.

Menurutnya, kemungkinan pada 2045 tidak akan ada lagi teller. Ini karena generasi mudah terbiasa dengan penggunaan digital. Fenomena ini bahkan sudah terjadi di Eropa di mana beberapa bank sudah beroperasi tanpa memberikan layanan secara personal dan digantikan oleh teknologi.

Memang masih ada layanan yang dilakukan oleh manusia. Namun ada biaya mahal yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapatkan hal tersebut. "Nanti ya kalau mau dilayani secara personal dikenakan biaya yang mahal," kata Sri Mulyani.

Menanggapi hal itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengaku turut memantau perkembangan tersebut. Bahkan di beberapa lini, transformasi digital sudah dimulai.

"Dapat kami sampaikan bahwa pandangan Ibu Menteri Keuangan merupakan sebuah kondisi yang terjadi akibat Perubahan Bisnis Proses yang timbul seiring meningkatnya transaksi secara digital. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penyesuaian dalam proses kerja, salah satunya dilakukan penyesuaian pada fungsi-fungsi penunjang," ungkap Corporate Secretary BNI Mucharom kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (15/12/2021)

"Seiring dengan semakin majunya masyarakat memahami dan menggunakan perangkat digital, BNI dari hari ke hari juga semakin mengembangkan layanan digital melalui aplikasi BNI mobile banking, dan juga layanan layanan mandiri melalui berbagai perangkat yang disediakan BNI seperti open account, setoran uang, tarik tunai tanpa ATM dan sebagainya," papar Arom.

Meski demikian, BNI tidak kemudian memecat pegawai yang kini berada di posisi pelayanan buat nasabah. Justru lebih diarahkan kepada optimalisasi pelayanan di lini lainnya. "BNI tidak ada rencana untuk mem-PHK kan karyawan, yang ada justru di optimalkan untuk fungsi fungsi advisory dan marketing," ujarnya.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan Digitalisasi perbankan menjadi suatu keniscayaan saat ini."Namun demikian, BCA tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja bagi karyawan (PHK) kendati sistem kerja bank sudah terotomasi. Kami melakukan digitalisasi di lingkungan internal lebih dulu untuk masuk ke ranah perbankan digital atau open banking," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/12/2021).

Hera menambahkan BCA melihat keberadaan kantor cabang, pelayanan oleh karyawan, dan digitalisasi harus berjalan beriringan. Karyawan merupakan pilar penting dalam memberikan layanan terbaik bagi nasabah terutama dalam menjaga loyalitas nasabah.

"Kami akan terus membekali karyawan dengan berbagai pelatihan yang relevan sesuai dengan perkembangan dunia perbankan yang berlangsung, sehingga mereka tetap dapat berkarya," jelas Hera.

"Kantor cabang kami masih tetap membutuhkan fungsi relationship untuk berhubungan langsung dengan nasabah. Hal ini perlu diperhatikan juga agar tidak kehilangan peluang di pasar. Karena relasi nasabah tidak selalu bisa digantikan dengan digitalisasi, terutama nasabah non millennials yang terbiasa berhubungan dengan orang."


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Cuma Teller, 'Kiamat' CS Bank Juga Sudah Diramalkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular