Heboh Ilmuwan Ini Ingatkan Ancaman Kiamat Internet, Ada Apa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
30 November 2021 07:35
This illustration from NASA shows the Parker Solar Probe spacecraft approaching the sun. Launched in August 2018, the spacecraft will get a gravity assist Wednesday, Oct. 3, 2018, as it passes within 1,500 miles of Venus. The flyby is the first of seven that will draw Parker ever closer to the sun. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)
Foto: Ilustrasi dari NASA menunjukkan pesawat ruang angkasa Parker Solar Probe mendekati matahari. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang ilmuwan dari Universitas California Irvine, Sangeetha Jyothi mengungkapkan ancaman kiamat internet. Ini disebabkan kejadian badai Matahari langka.

Menurutnya, ini berdampak pada kabel bawah laut internet yang akan terganggu. Sebab kabel bawah laut menggunakan repeater sebagai cara memperkuat sinyal untuk jarak jauh.

Sayangnya, repeater ternyata rentan akan gangguan listrik. Jika salah satunya tidak berfungsi, secara teoritis bisa meruntuhkan seluruh rute bawah laut.

Sangeetha Jyothi membuat pemodelannya sendiri, dan diperkirakan ini bisa terjadi dalam 20 hingga 25 tahun lagi. Dia menambahkan badai Matahari langka bisa mematikan sebagian infrastruktur internet secara global.

Bukan hanya itu, menurutnya juga bisa menyebabkan pemadaman yang berlangsung selama berbulan-bulan, dikutip Digital Trends, Selasa (30/11/2021). Laporan Digital Trends mengungkapkan bencana tersebut hanya memiliki peluang 1,6% hingga 12% per dekadenya.

Tahun 1921 disebut sebagai badai matahari yang signifikan. Kejadian yang disebut New York Railroad superstorm membuat sekering listrik meledak dan jalur kereta api serta sistem telegraf bawah laut padam.

Kejadian saat itu memang hanya berdampak kecil karena belum adanya teknologi modern. Namun jika terjadi hari ini, para ilmuwan memprediksi dapat membuat 20-40 juta orang hidup tanpa listrik hingga dua tahun, serta ekonomi yang terdampak mencapai triliunan dolar.

Sementara itu badai Matahari juga sempat terjadi tahun 2003 dengan intensitas lebih rendah dari 1921 dan menyebabkan program antariksa Jepang hancur. Tahun 1967 bahkan kejadian itu hampir memicu perang nuklir, sebab AS percaya Rusia mengganggu sistem deteksi rudalnya.

Namun prediksi kiamat internet dibantah oleh profesor ilmu komputer di Institute Technology Georgia, Umkishore Ramchandran. Sebab internet dibangun untuk ketahanan dan jika repeater gagal, web mampu mengubah rute lalu lintas melalui jalur berbeda yang masih beroperasi.

Menurutnya kemungkinan akan berdampak pada kecepatan internet. Sebab ada lonjakan penggunaan, namun tidak akan menjadi bencana.

"Ada cukup redundansi di inti jaringan," ujarnya. "Kegagalan semacam itu dikenali pada tingkat yang lebih tinggi dari tumpukan jaringan untuk merutekan ulang aliran di sekitar rute yang gagal."


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ilmuwan Ini Ingatkan Ancaman "Kiamat Internet", Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular