Bencana 'Terburuk' Ancam Penduduk Bumi, Sudah di Fase Kritis

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
22 November 2021 07:25
Seal hunter Henrik Josvasson jumps back onto his boat after searching for puffin eggs near the town of Tasiilaq, Greenland, June 16, 2018. REUTERS/Lucas Jackson  SEARCH
Foto: Penduduk Greenland bergulat dengan pemanasan global (REUTERS/Lucas Jackson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi dikatakan sedang memasuki fase terburuk akibat perubahan iklim (climate change). Salah satunya adalah kemungkinan kegagalan menjaga suhu global di bawah 1,5 derajat celcius.

Analisa program lingkungan PBB atau UN Environment Programme (UNEP) mengungkapkan Bumi terus menghangat di angka 2,7 derajat celcius. Laporan tersebut juga menambahkan kejadian ini memiliki dampak yang sangat merusak, dikutip BBC, Senin (22/11/2021).

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyebutkan temuan tersebut adalah sebuah pengingat besar.

Sementara itu, BBC juga menuliskan memiliki studi dari World Meteorological Organization (WMO). Penelitian itu mengungkapkan gas pemanasan tahun lalu berada di tingkat tertinggi walaupun ada pandemi.

Di sisi lain Emissions Gap tahun ke-12 melakukan analisa kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) atau rencana memotong karbon yang diajukan PBB sebelum konferensi perubahan iklim badan tersebut atau COP.

Rencana itu berlaku hingga 2030 dan diajukan 120 negara. UNEP mempertimbangkan pula menambah komitmen lain yakni memotong gas pemanasan yang belum secara formal masuk ke NDC.

Berdasarkan laporan tersebut, jika seluruh rencana berjalan maka bisa mengurangi 7,5% gas rumah kaca pada 2030. Sayangnya ternyata tak akan cukup menjaga batas suhu 1,5 derajat celcius, ungkap para ilmuwan yang menyusun penelitian.

Sebab butuh komitmen lebih besar lagi untuk bisa berjalan. Yakni sebesar 55% atau 7 kali lipat dari rencana saat ini.

"Untuk memiliki peluang batas pemanasan global 1,5 derajat celcius, kita punya delapan tahun untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca: delapan tahun untuk membuat rencana, menempatkannya pada aturan, implementasi dan mencapai pengurangan," kata Direktur Eksekutif Unep, Inger Andersen.

Para penulis laporan juga menambahkan komitmen bahkan membuat Bumi makin panas sebanyak 2,7 derajat pada abad ini. Antonio Gutteres menyebutnya sebagai bencana iklim dan bahkan menyoroti kegagalan para pemimpin dunia.

Kesenjangan emisi adalah hasil kesenjangan kepemimpinan," ujarnya.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Terbaru Ancaman Lebih Ngeri dari Covid Gerogoti Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular