Duh! Penipuan di Platform Cryptocurrency Ini Tembus Rp 149 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun 2021 ini memang menandakan kepopuleran decentralized finance atau DeFi. Namun di saat bersamaan banyak pihak yang kena tipu, bahkan total kerugiannya menurut sebuah penelitian mencapai US$10,5 miliar atau Rp 149,3 triliun.
Sebagai informasi DeFi adalah platform dimana pengguna dapat meminjam dan menyimpan yang biasanya dalam mata uang kripto. Cara ini keluar dari penjaga keuangan tradisional seperti bank.
Para pendukung DeFi menyebutkan jika teknologi ini lebih murah. Selain juga lebih efisien untuk mengakses layanan keuangan. Kepopuleran DeFi menjadi penanda tingginya minat pada cryptocurrency. Banyak investor yang kepincut dengan teknologi tersebut yang menjanjikan return investasi tinggi.
Namun seperti biasa, saat ada yang menjadi populer sering diikuti banyaknya kejahatan di sana. Perusahaan analitik blockchain berbasis di London, Elliptic mengungkapkan kejahatan berkembang pesat pada sektor yang sebagian besar tidak diatur.
Tercatat kerugian kejahatan akibat DeFi mencapai US$12 miliar (Rp 170,7 triliun). Angka itu berasal dari 2020 dan jumlahnya terbesarnya terjadi di tahun ini, dikutip dari Reuters, Kamis (18/11/2021).
Elliptic melaporkan bug (celah keamanan) dalam kode dan cacat desain memungkinkan para penjahat bisa menargetkan DeFi. Likuiditas yang dalam juga membuat para pelaku kejahatan bisa membuat kejahatannya hanya meninggalkan sedikit jejak.
Bahkan penipuan dalam platform DeFi juga kerap terjadi. "Aplikasi terdesentralissi didesain untuk tidak bisa dipercaya karena menghilangkan kontrol pihak ketiga dari dana pengguna," ungkap Tom Robinson dari Elliptic.
"Namun Anda masih harus mempercayai para pembuat protokol mungkin tidak melakukan kesalahan atau merancang kesalahan yang bisa menyebabkan dana menghilang".
Reuters menuliskan para platfom DeFi mengatakan mengambil berbagai langkah sebagai cara meningkatkan keamanan. Ini mulai dari memperkerjakan perusahaan eksternal untuk mengaudit kode untuk kerentanan, hingga mempertahankan kunci dan password yang dibutuhkan untuk mengakses dompet pengguna pada lingkungan yang aman.
Salah satu kejahatan terbesar yang terjadi dalam platform Defi adalah pada Agustus yang menimpa Poly Network. Situs itu berhasil dibobol dan kripto senilai US$610 juta atau Rp 8,6 triliun berhasil dicuri. Meskipun pada akhirnya pelaku peretasan mengembalikan hampir seluruh uang yang berhasil dicuri.
[Gambas:Video CNBC]
Investor Kripto Kena Tipu, Rp 200 Triliun Lenyap Tak Bersisa
(npb/roy)