Ini Cara Luhut Pantau Warga RI Via Facebook, Google, Satelit

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 16/11/2021 10:50 WIB
Foto: Penumpang KRL di Stasiun Manggarai (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Juli lalu Pemerintah Indonesia memutuskan Pengaturan Pembantasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat karena infeksi Covid-19 yang meningkat drastis. Ternyata keputusan ini dibuat dengan melibatkan teknologi seperti Google, Facebook, hingga satelit.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan pihaknya menggunakan parameter dengan menggunakan data dari NASA, NOAA, Google, hingga Facebook untuk melihat pergerakan di berbagai tempat dan menjadi cara membuat keputusan.

"Kami menggunakan parameter teknologi yang kita gunakan, anak-anak muda di kantor saya. Jadi bagaimana kita menggunakan NASA, NOAA, Google dan Facebook untuk melihat pergerakan dari satelit semua kabupaten provinsi sampai ke tingkat kecamatan," ujarnya dalam acara UMKM Toba Vaganza, dikutip dari Kanal Jasa Keuangan, Selasa (16/11/2021).


Dia mengatakan dari hasil modelling yang dibuat, sampai satu titik mobilitas harus dilakukan hingga minus 20%. Luhut juga menyampaikan keputusan yang dibuat pemerintah menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan. Cara tersebut membuat mengetahui titik mana yang harus diperbaiki. Selain juga membuat keputusan yang cepat.

"Jadi jangan bapak ibu kita kemarin pakai agak-agak. Semua scientific approach. Dari situ kita tahu titik mana yang harus diperbaiki sehingga dengan cepat membuat proses pengambil keputusan," ucap Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut mengajak Firman salah seorang stafnya yang membuat pemodelan tersebut di Kementerian yang dia pimpin untuk menjelaskan lebih lanjut. Firman menjelaskan menggunakan tiga indikator untuk mencoba kurva melandai, yakni Facebook Mobility, Google Traffic dan intensitas di malam hari.

"Dengan tiga indikator ini kita bisa monitor langsung di 3 kabupaten kota dalam waktu yang relatif real time. Kita lakukan analisis modelling, untuk menurunkan kasus butuh 15-20% penurunan mobilitas. Ini akan terlihat penurunan kasusnya dalam 2-3 minggu," jelasnya.

Monitoring dilakukan dan memanggil pimpinan daerah serta otoritas keamanan. Akan diperlihat mobilitas yang tinggi dan daerah diminta menurunkan mobilitas warganya.

Dengan menggunakan satelit bisa melakukan pin-point sejumlah lokasi-lokasi di Indonesia. Salah satu yang jadi perhatian adalah kawasan industri. Di sana selama PPKM ternyata masih berjalan aktivitasnya.

"Salah satu cukup menjadi perhatian kawasan industri, jadi kita bisa lihat selama PPKM aktivitas industri masih berjalan, ini terlihat melalui salah satu satelit. Kita bisa perintahkan Dandim (Komandan Komando Distrik Militer TNI) dan Kapolres (Kepala Kepolisian Resor) untuk segera mengecek memastikan mengurangi mobilitas," kata Firman.

Sementara itu Google Traffic dilakukan untuk memantau kendaraan dan Facebook Mobility memantau melalui aktivitas di ponsel. Cara ini mengetahui ternyata masih ada masyarakat berkumpul meski tidak ada aktivitas di kantor.

"Google Traffic turun tajam artinya orang-orang tidak pergi ke kantor. Tetapi aktivitas Facebook masih sangat tinggi, aktivitas di rumah masih cukup banyak. Mereka enggak ke kantor, nongkrong di rumah kumpul-kumpul. Perintahkan Dandim cek ke daerah pemukiman untuk memastikan kerumunan tidak terjadi, mobilitas bisa diturunkan," jelasnya.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat