Ayah dan Bunda, Ini Ciri-ciri Kecanduan Game Online & Gadget

Jakarta, CNBC Indonesia - Bermain game online digemari banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak yang rela menghabiskan perangkat mahal hingga banyak waktu untuk bermain game online.
Namun dibalik kesenangan bermain game ternyata ada banyak resiko yang menghantui para gamers. Mereka berpotensi terkena penyakit jantung hingga mengalami gangguan mental.
Risiko terkait game online pun membuat China menerapkan aturan ketat baru terkait bermain game. Anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun hanya boleh bermain video game online tiga jam per minggu.
Aturan ini dimuat dalam ketentuan Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China (NPAA) terbaru. Kelompok umur ini hanya boleh bermain game satu jam sehari pada pukul 8-9 malam selama akhir pekan dan hari libur nasional. Pemerintah menyebut ini untuk menjaga kesehatan fisik dan mental anak. Perusahaan yang membuat game juga akan dikenai sejumlah ketentuan.
Berikut 3 risiko bagi Anda yang kecanduan game online:
1. Gangguan Kesehatan
Bermain game hanya mengandalkan mata dan tangan yang melakukan gerakan. Sedangkan bagian tubuh lain hanya diam saja. Melansir laman Hello Sehat, jika aktivitas ini terus dilakukan maka berisiko tinggi mengalami beberapa penyakit.
Mulai dari obesitas, melemahnya otot dan persendian hingga penurunan penglihatan yang signifikan disebabkan karena cahaya biru dari layar perangkat. Resiko akan bertambah, jika bermain game juga disertai pola makan buruk, merokok atau minum alkohol.
Selain itu di daerah tangan juga berpotensi sakit. Penyakit itu bernama carpal tunnel syndrome, merupakan kumpulan tanda dan gejala yang terjadi karena penyempitan saraf median di Carpal Tunnel.
Gejala carpal tunnel syndrome seperti nyeri dan kesemutan di pergelangan tangan. Selain itu juga ada kelemahan otot pergelangan tangan. Ada juga gejala mati rasa di pergelangan dan nyeri terutama saat malam hari.
2. Penurunan Prestasi Akademik dan Menarik Diri dari Kehidupan Sosial
Bagi banyak orang merasakan keseruan saat bermain game. Apabila mereka, khususnya anak-anak kecanduan game akan melakukan segala cara untuk bisa bermain games.
Ini membuat anak jadi tidak fokus menyerap pelajaran sekolah hingga malas belajar. Dampaknya akan mengalami penurunan prestasi akademik.
Kecanduan game juga membuat anak ingin menghabiskan waktu yang lama untuk menyelesaikan permainan. Tentu saja ini bisa berdampak kehidupan sosial anak-anak sebab mereka akan memiliki berinteraksi secara digital dibandingkan dunia nyata atau dalam istilah psikologis disebut asosial. Orang asosisal cenderung tidak memperdulikan orang lain dan akan sibuk pada dunianya sendiri.
3. Berperilaku Agresif dan Gangguan Mental
Anak-anak juga akan memiliki perilaku agresif akibat bermain game. Mereka akan sering marah-marah dan mudah tersinggung saat dilarang atau diminta berhenti bermain game.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga berencana memasukkan kecanduan game jadi salah satu kategori gangguan jiwa baru. Gaming disorder ini berdasarkan peningkatan kasus kecanduan game di dunia.
Penyakit jiwa ini akan dimasukkan dalam kategori besar Gangguan mental, dan khusus di bawah subkategori Gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif.
[Gambas:Video CNBC]
PUBG Mobile Bagi-bagi Hadiah Gratis, Ini Cara Mendapatkannya
(rah/roy)