Zuckerberg Bicara Tudingan Facebook Pilih Cuan Daripada Users

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
Rabu, 06/10/2021 12:50 WIB
Foto: Mark Zuckerberg. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Facebook Mark Zuckerberg membantah tudingan perusahaan menempatkan keuntungan dibandingkan kepentingan penggunanya, sehingga merugikan anak-anak dan perlu diatur penggunaannya. Dia menegaskan tudingan tersebut tidak benar dan keliru.

"Argumen bahwa kami dengan sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan sangat tidak masuk akal," tulis Zuckerberg dalam catatan kepada karyawan Facebook yang kemudian dia posting di akunnya, dilansir dari AFP, Rabu (6/10/2021).

"Saya tidak tahu perusahaan teknologi mana pun yang membuat produk yang membuat orang marah atau tertekan. Insentif moral, bisnis, dan produk semuanya mengarah ke arah yang berlawanan."


Sebelumnya, pelapor di balik kebocoran cache dokumen Facebook ke Wall Street Journal, Frances Haugen, mengungkapkan perusahaan teknologi tersebut berkomitmen pada pengoptimalan produk, dan menggunakan algoritma yang menunjukkan ujaran kebencian. Facebook disebut memanfaatkan ujaran kebencian yang tersebar di dalam platformnya untuk meraih keuntungan.

Menurut profil LinkedIn yang kini telah dihapus, Haugen adalah manajer produk di Facebook yang ditugaskan ke grup Civic Integrity. Dia memilih untuk meninggalkan perusahaan pada 2021 setelah pembubaran grup.

"Ini membayar keuntungannya dengan keselamatan kita," kata Haugen, dilansir dari The Verge, Senin (4/10/2021).

Dia mengatakan tidak percaya bahwa mereka bersedia menginvestasikan apa yang sebenarnya perlu diinvestasikan untuk menjaga agar Facebook tidak berbahaya. Akibatnya Haugen pun membocorkan cache penelitian internal ke Securities and Exchange Commission dengan harapan mendorong regulasi perusahaan yang lebih baik.

Haugen mengatakan telah bekerja di sejumlah perusahaan, termasuk Google dan Pinterest, namun Facebook jauh lebih buruk karena keinginan perusahaan untuk menempatkan keuntungannya di atas kesejahteraan penggunanya.

"Ada konflik... antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook," kata Haugen. "Facebook berulang kali memilih untuk mengoptimalkan kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang."


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat