Cerita Ahok yang Datangi Blok Minyak Raksasa RI

rah, CNBC Indonesia
16 September 2021 06:55
Ahok mengunjungi Command Center Pertamina untuk memastikan data Pertamina dari hulu ke hilir terintegrasi optimal. (IG: basukibtp)
Foto: Ahok mengunjungi Command Center Pertamina untuk memastikan data Pertamina dari hulu ke hilir terintegrasi optimal. (IG: basukibtp)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengapresiasi penerapan digitalisasi di Blok Rokan sebagai langkah progresif untuk mendukung operasi hulu migas yang selamat, andal, dan efisien, sehingga memberikan devisa lebih besar bagi negara. Hal ini diungkapkan saat mengunjungi Blok Rokan, Riau, blok minyak terbesar kedua di Indonesia, pada Selasa (14/09/2021).

"Digitalisasi di WK Rokan bisa dijadikan acuan untuk memperluas penerapannya di seluruh operasi hulu Pertamina, bahkan bisa juga untuk sektor hilir juga. Sistem di IODSC ini juga bisa diterapkan ke Pertamina Integrated Command Center agar dengan data dan orang yang benar maka ada pengambilan keputusan yang tepat. Semua upaya kita bertujuan untuk optimalisasi devisa," tutur Ahok ketika berkunjung ke fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) di Minas yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Rabu (15/09/2021).

"Alih kelola WK Rokan bukan hanya tentang pengalihan wilayah kerja, namun juga tentang sistem dan keahlian orang-orangnya," imbuhnya.

Dalam kunjungan tersebut Ahok berharap agar manajemen terkait bisa mengelola risiko dengan baik dan menggandeng mitra strategis untuk mengembangkan metode CEOR atau metode terbaik lainnya dengan menerapkan performance based guna membantu PHR dalam meningkatkan produksi.

Kunjungan Ahok tersebut disambut oleh perwakilan direksi Subholding Upstream (SHU) Pertamina Taufiq Aditiyawarman dan manajemen PHR. Dalam paparannya, manajemen PHR menyampaikan peningkatan produksi Blok Rokan didukung oleh beberapa faktor utama, antara lain kegiatan pengeboran sumur-sumur produksi minyak yang baru, menahan laju penurunan produksi alamiah (natural decline), dan menjaga keandalan fasilitas operasi produksi.

Faktor-faktor tersebut sangat ditunjang oleh penerapan teknologi digital yang masif di WK Rokan. Penerapan digitalisasi memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan, penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi/ LPO hingga sekitar 40 persen, optimalisasi kemampuan fasilitas produksi, dan peningkatan efisiensi.

Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 4.000 hingga 5.000 data yang masuk. Data tersebut diolah agar menjadi informasi berharga yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

IODSC memanfaatkan transformasi digital dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya untuk kinerja sumur dan peralatan. Keberadaan fasilitas IODSC juga dapat dikolaborasikan dengan Pertamina Integrated Command Center (PICC).

WK Rokan juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI) untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis untuk merencanakan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisa dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak.

Pemanfaatan teknologi seperti ini tentu sangat efisien sumber daya dan waktu jika dibandingkan dengan cara manual.

Data yang terekam juga dapat digunakan untuk menyusun prioritas pekerjaan kritikal dan perawatan sumur serta peralatan. Sehingga, mobilisasi logistik pendukung operasi migas dapat berjalan lebih sistematis dan efisien. Pergerakan kendaraan operasional Perusahaan juga dapat dipantau dari fasilitas IODSC.

Lebih lanjut Ahok menyampaikan bahwa kunjungannya kali ini bertujuan meninjau kinerja WK Rokan setelah satu bulan alih kelola dari operator sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia, pada 9 Agustus lalu, termasuk meninjau pilot project chemical EOR untuk melihat apakah sudah sesuai dengan prinsip efisiensi yang mengutamakan keuntungan bagi Pertamina dan pemerintah.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Pertamina Bocor dan Dijual di Internet, Bjorka Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular