Updated

'Pencuri Data di Negara Lain Bisa Dihukum Mati'

Tech - Khairun Alfi Syahri MJ, CNBC Indonesia
15 September 2021 17:45
Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya Foto: Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya (Tangkapan Layar Youtube Komisi VI DPR RI)


Jakarta, CNBC Indonesia
- Perlindungan data pribadi menjadi sorotan dalam RPD antara Komisi VI DPR RI dengan sejumlah CEO E-Commerce tanah air, Rabu (15/9/2021).

Dalam paparannya, pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengungkapkan kejahatan dan kecerobohan terkait data harus dipisahkan. Menurut dia, serangan siber setiap hari menimpa lembaga manapun di dunia, tidak terkecuali Pentagon yang pernah kebobolan. Kedua adalah praktik menjual data yang dilakukan oleh oknum di internal perusahaan.

"Kalau oknum di dalam menjual data ini berarti SOP segala macam, kalau ada penjebolan, kalau di beberapa negara ada UU yang sangat kuat untuk menyerang, siapa yang menjebol, penjahatnya itu yang akan mendapatkan hukuman sangat berat. Bahkan hukuman mati di Nigeria," ujar William.

"Jadi bayangkan di dunia offline kalau ada bank dirampok, banknya punya reputasi tapi perampoknya jangan dibiarkan bebas begitu saja. Jadi di sini kita harus memisahkan kejahatan siber dengan isu perlindungan data pribadi," lanjutnya.

Menurut dia, masyarakat banyak yang merasa platform tidak melindungi data mereka. William lantas menceritakan pengalaman saat jutaan data akun pengguna Tokopedia bocor beberapa waktu lalu.

"Ketika kami terjadi kebobolan data kami mengikuti best practices dunia. Pertama kami harus transparan. Kami menyampaikan data apa saja yang bocor dan kami menyampaikan langkah-langkah apa yang kami lakukan itu secara rutin kami lakukan kepada puluhan juta pengguna kami," katanya.

"Dan tentunya kami terus melakukan perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan karena kembali ini adalah bisnis kepercayaan," lanjutnya.

Oleh karena itu, William mendorong wakil rakyat membuat regulasi dengan hukuman tegas.

"Sehingga penjahat-penjahatnya itu juga tidak berani untuk melakukan hal tersebut karena hukuman mati bisa menjadi salah satu hukuman," katanya.



Terpisah, CEO Gojek Kevin Aluwi juga bicara soal perlindungan data pribadi untuk para konsumen.

"Kepentingan untuk perlindungan data pribadi itu luar biasa. Investasi kami di Gojek juga sangat besar untuk menciptakan infrastruktur di mana data pribadi itu bisa terlindung," ujar Kevin.

Selain itu Kevin juga mengatakan butuh effort yang besar untuk mengedukasi konsumen, mengedukasi mitra dalam bentuk pelatihan kampanye marketing produk-produk khusus untuk membantu mengamankan user-user yang tergabung.

Kevin juga mengatakan telah bekerja sama dengan sejumlah instansi pemerintah seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika hingga Badan Siber dan Sandi Negara guna melindungi data para konsumen. Hal ini terus dilakukan mengingat Gojek juga akan listing di Bursa Efek Indonesia.

*UPDATED :
Redaksi mengganti judul berita sebagai bagian dari koreksi.



[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Wiliam Tanuwijaya Jelaskan Merger Gojek-Tokopedia GoTo ke DPR


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading