Ternyata Emas Olimpiade Tokyo 2020 Terbuat dari Ponsel Bekas
Jakarta, CNBC Indonesia - Pagelaran Olimpiade Tokyo 2020 sedang berlangsung. Para atlet dari berbagai macam cabang olahraga berusaha memperebutkan medali emas, perak dan perunggu dalam kompetisi tersebut.
Namun ternyata ada yang unik dari para medali yang diperebutkan itu. Sebab bahan pembuatnya berasal dari elektronik bekas termasuk HP.
Laporan CNN pada 2017 lalu menyatakan jika masyarakat Jepang diminta menyumbangkan ponsel hingga barang elektronik yang tidak diinginkan. Ini untuk membuat 5.000 medali dan mengharapkan bisa mendapatkan 8 ton logam dari barang-barang tersebut.
Pengumpulan saat itu dimulai pada bulan April. Direktur Olahraga Tokyo 2020, Koji Murofushi mengatakan daur ulang itu menjadikan orang-orang akan berpikir soal ligkungan.
"Sumber Daya bumi kita terbatas, jadi mendaur ulang barang-barang ini akan membuat kita berpikir tentang lingkungan," kata Koji dikutip Senin (2/7/2021).
Ashton Eaton, yang pernah memenangi dua kali Olimpiade dari decathlete mengatakan setiap medali akan punya kisahnya sendiri. Masyarakat pun punya kesempatan untuk berkontribusi pada cerita tersebut.
"Bagian terbaiknya adalah setiap warga memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada cerita, untuk meningkatkan kesadaran tentang masa depanyang berkelanjutan dan memberikan kontribusi yang unik," kata dia.
"Dan yang paling menarik, mereka memiliki kesempatan untuk jadi bagian dari perjalanan olimpiade".
Dari proyek pengumpulan barang elektronik bekas itu terkumpul 79 ribu ponsel dan perangkat lainya. Terdapat lebih dari 6 juta ponsel bekas.
Secara total kampanye itu menghasilkan 32 ribu kilogram emas, 3.500 kilogram perak dan 2.200 kilogram tembaga serta seng.
Dari segi desain, medali Olimpiade memiliki diameter 8,5 meter. Bagian depan menampilkan dewi kemenangan Yunai, Nike.
Desainnya sendiri berasal dari Junichi Kawanishi yang memenangkan kompetisi untuk mahasiswa desain dan desainer. Panitia mendapatkan lebih dari 400 entri desain saat itu.
Junichi mengatakan jika menjadi 'kehormatan besar' proposalnya terpilih. Dia juga mengaku tak pernah bermimpi desainnya yang terpilh.
"Dengan lingkaran bersinar mereka, saya harap para medali akan terlihat sebagai upaya para atlet, kemuliaan mereka dan melambangkan persahabatan," ungkapnya.
Dalam pedoman International Olympic Committee medali perak harus mengandung minimal 92,5% bahan perak, namun Tokyo 2020 akan membuatnya dari perak murni. Medali emas juga sebenarnya sebagian besar terbuat dari perak, namun dilapisi dengan sekitar 6 gram emas murni.
Namun daur ulang ini bukan baru sekali dilakukan. Pada gelaran Olimpiade di Rio lalu, 30% medali perak dan perunggu terbuat juga dari bahan daur ulang.
(roy/roy)