
Usai Perang Gaza, Instagram Tiba-Tiba Ubah Algoritma, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Instagram baru-baru ini telah membuat perubahan pada algoritmanya setelah sekelompok karyawannya mengeluh bahwa konten pro-Palestina tidak dapat dilihat oleh pengguna selama konflik di Gaza.
Perusahaan teknologi itu telah mengubah bagaimana mereka memberikan porsi yang sama untuk keduanya.
Instagram biasanya memprioritaskan konten orisinal daripada konten yang dibagikan ulang di Stories. Dengan perubahan algoritma ini, kedua jenis konten akan dibagikan secara imbang.
Perubahan algoritma ini menurut Instagram bukan hanya sebagai tanggapan atas keprihatinan konten pro-Palestina.
Namun, perubahan dilakukan untuk mengatasi masalah konten re-post yang dinilai sulit dijangkau pengguna lain.
Pihak Instagram meyakini bahwa para pengguna masih lebih memilih untuk melihat Stories original, jadi mereka akan mencari cara bagaimana menyorot konten original di Stories lewat fitur baru.
Menanggapi hal itu, juru bicara Instagram mengatakan prioritas konten yang diberikan Instagram terhadap pengguna berdasarkan kebiasaan konten yang disukai pengguna.
Sehingga, mendorong orang untuk menyimpulkan perusahaan itu berusaha menekan sejumlah pandangan atau topik tertentu dari pengguna mereka.
"Itu juga menyebabkan orang percaya kami menekan cerita tentang topik atau sudut pandang tertentu. Kami ingin memperjelas, bukan itu maksud kami...Ini berlaku untuk postingan apa pun yang dibagikan ulang di Stories, tentang apa pun itu," kata juru bicara Instagram dikutip dari BBC, Selasa (1/6).
Instagram mengatakan pihaknya telah berulang kali mendengar pengguna yang mengatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan cerita asli dari teman dekat, daripada melihat orang membagikan ulang postingan orang lain.
Tuduhan Bias
Twitter, Facebook, dan Instagram sebelumnya telah dikritik selama beberapa minggu terakhir tentang bagaimana konten tersebut memunculkan konten di sekitar konflik antara Israel dan Palestina.
Buzzfeed News melaporkan perselisihan internal tentang cara konten terkait Palestina sering dilampirkan peringatan, sementara Financial Times melaporkan bahwa sekelompok hingga 50 karyawan telah terlibat dalam meningkatkan kekhawatiran tentang dugaan penindasan konten pro-Palestina.
Instagram mengatakan pergeseran baru ini tidak hanya sebagai tanggapan atas kekhawatiran atas konten pro-Palestina tetapi perusahaan menyadari cara aplikasi berfungsi mengarahkan orang-orang untuk percaya dengan menekan sudut pandang atau topik tertentu.
"Kami masih berpikir orang ingin melihat lebih banyak cerita orisinal, jadi kami mencari cara lain untuk memfokuskan cerita pada konten asli melalui hal-hal seperti alat kreatif baru," ungkapnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Instagram Down 2 Jam Lalu Minta Maaf, Twitter Ramai