
Resep BRI Agar Transaksi Digital Tetap Aman

Jakarta, CNBC Indonesia - Era digital membuat keamanan siber telah menjadi hal penting terutama dengan meningkatnya aktivitas dan transaksi secara online atau daring. Faktor keamanan menjadi krusial untuk dipenuhi dan dijamin oleh penyedia jasa serta pelaku bisnis digital, begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang memiliki layanan dan produk keuangan digital yang terintegrasi
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengatakan pihaknya berupaya menjamin keamanan siber atas sistem dan platform yang dimiliki. Ada dua jurus utama yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan siber, yakni dengan pengamanan berlapis dan aktif melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. BRI juga rutin melakukan identifikasi kerentanan dan testing yang ketat untuk memastikan tidak ada celah di setiap inovasi produk digital.
Selain itu, dilakukan pula pengamanan berlapis melalui penjaminan keamanan layanan dan operasional, penerapan protection technology, serta pengadaan sistem untuk mendeteksi ancaman siber secara cepat dan tepat menggunakan big data dan AI.
"Jadi kalau ada insiden harus ada respon cepat untuk bisa recover. Ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor baik dengan fintech, regulator, penegak hukum, telekomunikasi. Harus ada kolaborasi yang makin erat antara sektor telekomunikasi dan perbankan," ujar Indra dalam BRI Cuap-cuap Cuan Berkah yang diadakan oleh BRI dan CNBC Indonesia, Minggu (25/04/2021).
Menurut Indra, digitalisasi yang berjalan cepat saat ini membawa konsekuensi pada peningkatan risiko keamanan siber. Hal ini membuat pelaku sektor perbankan saat ini harus bisa memiliki manajemen risiko yang lebih baik, cepat, dan tepat untuk memastikan keamanan setiap produk yang dimiliki.
Meski demikian, upaya membangun keamanan siber yang kuat tidak bisa dilakukan oleh masing-masing bank secara terpisah. Kolaborasi antarbank dan juga para pemangku kepentingan, regulator, serta penegak hukum juga harus dilakukan.
Melalui kolaborasi yang kuat dan luas, dipastikan ke depannya respon dan langkah preventif tindak kejahatan siber bisa semakin efektif dilakukan. Indra menyebut, saat ini BRI telah menjalin kolaborasi dengan Perbanas, ASPI, BSSN, perusahaan telekomunikasi dan fintech serta regulator dan penegak hukum untuk meningkatkan pengamanan siber.
Kolaborasi ini membuat BRI bisa lebih sigap dalam meminimalisir potensi kerugian apabila ada tindakan yang dicurigai sebagai bentuk kejahatan siber.
"Kami juga percepat kartu-kartu ini bentuknya segera chip, itu dan kami edukasi bersama-sama dengan pelaku jasa keuangan dan regulator kepada nasabah agar lebih berhati-hati, menerapkan pola akses yang lebih sehat, tidak klik situs yang tidak jelas, dan yang terpenting kolaborasi dengan [perusahaan] telekomunikasi. Karena memang setiap layanan digital ini praktis menggunakan mobile dan nanti attach dengan nomor telepon, sehingga penting kolaborasi dengan mobile. Jadi kalau ada blacklist nomor telepon ini penting untuk dilakukan, kalau ada pergantian nomor (nasabah pengguna mobile banking) juga kami dinotifikasi sehingga tidak terjadi fraud yang berpotensi merugikan nasabah," jelas Indra.
Dia juga mengharapkan masyarakat, khususnya nasabah BRI berhati-hati dan membentengi diri sendiri agar terhindar dari segala tindakan yang berpotensi merugikan mereka.
"Jadi tips-nya itu karena sekarang kita saat ini Wi-Fi sudah jadi kebutuhan sehari-hari, jangan gunakan public Wi-Fi yang tidak aman. Kemudian password kalau bisa harus cukup kompleks, akun di medsos dan mobile banking harus dibedakan password dan user ID, kemudian pola tidak mudah ditebak, kalau akses mengggunakan akses PC sebaiknya gunakan perangkat pribadi, pastikan aktifkan notifikasi sehingga akan terus dapat notif dari setiap transaksi, dan berperilaku internet sehat," dia menyarankan.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Sekarang! Ini Update Terbaru BRI Credit Card Mobile