
Awas Bahaya Hacker di Layanan Bank, Simak Tips dari BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemudahan transaksi keuangan melalui layanan online atau digital di satu sisi memberikan kemudahan, namun sisi lain memberikan kewaspadaan terhadap ancaman kejahatan dunia maya atau cyber crime.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indra Utoyo memberikan tips agar masyarakat bisa terhindar dari serangan hacker atau peretas di dunia maya.
Indra menjelaskan, semakin banyaknya masyarakat menggunakan aplikasi yang tersambung layanan internet melalui gawai, maka semakin banyak pintu bagi hacker untuk bisa melakukan attack surface mencuri data pribadi.
"Attack surface itu banyak aplikasi digital yang dibuka, maka semakin banyak pintu bagi hacker untuk melakukan attack. Itu antara lain dari sisi pencurian data pribadi," jelas Indra dalam Cuap-Cuap Cuan Berkah bersama BRI di CNBC Indonesia TV, dikutip Sabtu (17/4/2021).
Oleh karena itu, kata Indra pelanggan atau customer harus punya kesadaran baru di era serba digital ini untuk bisa lebih berhati-hati dalam memberikan data-data yang bersifat pribadi kepada siapa pun.
Salah satu cyber crime di sektor keuangan yang marak terjadi dalam setahun terakhir, kata Indra adalah ATM Skimming, sim swap, dan ada juga kejahatan dengan mencoba menebak-nebak user id dan password ke dalam layanan mobile banking.
ATM Skimming kata Indra yakni suatu tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debet dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debet secara ilegal.
Sementara sim swap, yakni biasanya modus dilakukan dengan berpura-pura mengaku HP-nya hilang dan mencoba meminjam gawai atau HP seseorang untuk bisa menukar sim.
"Dia biasanya sudah mengetahui beberapa data pribadi yang bocor, kemudian dia bisa mengambil uang dari rekening nasabah," jelas Indra.
Sementara mereka yang mencoba-coba menebak user dan id password mobile banking para nasabah. Kemudian ada juga menipu dengan mengaku sebagai petugas bank dan memberi serta menawarkan produk diskon, yang kemudian biasanya korban diminta dan menyerahkan data pribadinya.
Dalam menghindari beberapa serangan kejahatan dunia maya tersebut, Indra memberikan beberapa tips, agar masyarakat bisa terhindar.
Menurut Indra, penting bagi masyarakat untuk bisa membuat user id dan password cukup kompleks. Karena itu relatif aman, sehingga tidak mudah ditebak oleh para hacker.
"Kalau bisa jangan terlalu mudah, harus cukup kompleks. akun di sosmed juga harus dibedakan. Menggunakan user ID dan password yang berbeda, kemudian polanya tidak mudah ditebak," jelas Indra.
Kemudian, jika HP atau gawai berpindah tangan, baik itu dijual atau dicuri, pastikan untuk segera memblokir rekening dengan segera mengontak call center atau bisa melakukan disable melalui internet banking.
Pun jika HP kemudian dijual, sebaiknya semua aplikasi direset dan seluruh storage yang ada di HP masing-masing dihapus. "Ini praktik yang lazim untuk menjaga keamanan, termasuk data-data yang ada di smartphone," tuturnya.
Masyarakat, kata Indra juga sebaiknya tidak mudah mengklik situs-situs yang tidak dikenal atau mencurigakan, agar tidak ada sumber malware atau virus yang mudah masuk ke handphone masing-masing.
Perangkat mobile juga menjadi penting untuk dijaga penggunaannya, untuk tidak mudah mengakses atau download aplikasi yang bukan berasal dari AppStore atau PlayStore secara resmi, yang bisa menimbulkan masalah.
Kemudian menjamurnya banyak jaringan WiFi di tempat publik, masyarakat diharapkan tidak menggunakan public WiFi yang tidak aman.
Kemudian diusahakan jika mengakses layanan internet banking, harus menggunakan personal computer (PC) pribadi. Serta tidak kalah penting, untuk bisa mengaktifkan notifikasi agar segala sesuatu transaksi yang ada di nasabah bisa diketahui lebih awal.
"Itu yang saya rasa perlu jadi perhatian, dengan kesadaran baru di era digital," jelas Indra.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Microsoft Kena Hack