Warga menunggu untuk menerima vaksinasi COVID-19 di lokasi vaksinasi sementara di Beijing, Sabtu (2/1/2021). China akhirnya memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 yang diproduksi perusahaan Sinopharm. (Chen Zhonghao/Xinhua via AP)
Persetujuan hadir satu sehari setelah data interim uji klinis fase tiga vaksin menunjukkan efektivitasnya mencapai 79,34%. Angka tersebut lebih rendah dari kandidat vaksin lainnya, yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.(Chen Zhonghao/Xinhua via AP)
izin penggunaan darurat ini diberikan pada vaksin Sinopharm walaupun uji klinis belum diselesaikan. Hal ini karena vaksin tersebut dianggap sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondisi darurat, dan manfaatnya dinilai lebih besar dibandingkan risikonya. (Chen Zhonghao/Xinhua via AP)
Izin bersyarat tersebut diartikan sebagai penelitian masih akan berlanjut dan regulator dapat meminta banyak data keamanan dan efektivitas vaksin di kelompok tertentu. Biasanya pemberian vaksin akan dibatasi pada kelompok usia tertentu. (Peng Ziyang/Xinhua via AP)
Persetujuan penggunaan darurat Sinopharm ini diberikan setelah Uni Emirat Arab lebih dulu memberikan izin penggunaan vaksin tersebut ke publik. (Zhang Yuwei/Xinhua via AP, File)
Sebelumnya, penggunaan vaksin Corona di China ini hanya ditujukan untuk pekerja penting dan orang-orang yang berisiko tinggi. Sampai akhir November lalu, China sudah mendistribusikan 1,5 juta dosis dari tiga produk vaksin yang berbeda. Dua di antaranya adalah vaksin yang dikembangkan CanSino dan Sinovac. (Zhang Yuwei/Xinhua via AP, File)