Eric Yuan, Bos Zoom yang Tajir Melintir Saat Pandemi Covid-19

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 December 2020 14:45
Zoom CEO Eric Yuan attends the opening bell at Nasdaq as his company holds its IPO, Thursday, April 18, 2019, in New York. The videoconferencing company is headquartered in San Jose, Calif. (AP Photo/Mark Lennihan)
Foto: CEO Zoom Eric Yuan (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri dan CEO Zoom Eric Yuan menjadi salah satu dari 100 orang terkaya di dunia pada tahun 2020. Salah satu faktor utama pendorong peningkatan kekayaan Yuan adalah saham perseroan yang kini bernilai hampir US$ 17 miliar (Rp 239,8 triliun), menurut FactSet. Yuan sebelumnya bekerja pada perangkat lunak video call, yaitu Webex, yang dibeli Cisco pada 2007.

Akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir satu tahun banyak orang yang masih bekerja dan belajar dari rumah. Banyak kegiatan dan sosialisasi yang akhirnya dilakukan secara virtual. Aspek kehidupan ini tidak terlepas dari Zoom.

Pendapatan Zoom naik empat kali lipat, pun laba yang melesat 90 kali lipat. Semua itu tak ayal mengejutkan para analis. Saham perseroan pun semakin tinggi dan menjadi salah satu yang teratas tahun ini. Posisi Zoom setara dengan pembuat vaksin seperti Moderna dan penantang Tesla dari Cina, Nio, yang meraup keuntungan lebih dari 450%.

Sejatinya, Yuan sudah menjadi miliarder sebelum pandemi Covid-19. Ini setelah dia mempublikasikan Zoom pada April 2019 dan mengesankan investor dengan kombinasi dari pertumbuhan yang cepat disertai profitabilitas.

Testimoni CEO Coupa Rob Bernshteyn bisa menjadi gambaran. Coupa telah lama menjadi pelanggan Zoom. Bernshteyn pun telah mengenal Yuan sekitar empat atau lima tahun. Coupa, menurut Bernshteyn, mulai mengizinkan karyawan menggunakan akun zoom perusahaan mereka untuk pertemuan pribadi.

"Ini adalah salah satu hal yang dia katakan sejak hari pertama ingin memastikan platform ini menciptakan kebahagiaan. Dia benar-benar menciptakan platform dan pondasi yang bagus untuk bergerak ke arah itu bagi banyak orang yang jika tidak, tidak akan dapat terhubung," paparnya, dikutip CNBC International, Minggu, (27/12/2020).

Saham Coupa telah meningkat 144% tahun ini. Kenaikan itu memang tidak menyampai Zoom, namun tetap menuai sorotan pada tahun 2020.

"Jika transformasi digital semakin cepat, kami mungkin ingin berada di belakang beberapa perusahaan yang mendorongnya ke dunia," kata Bernshteyn.

Patut dicatat pula kalau ekspansi Zoom tidak selalu mudah. Pada musim semi, setelah Zoom menerima permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, perusahaan juga dibombardir dengan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan perangkat lunak.

Kemudian muncul pertanyaan tentang koneksi Zoom dan Yuan ke China. Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, menyebut Zoom sebagai entitas China di siaran langsung televisi. Yuan menanggapi dengan menerbitkan postingan di blog perusahaan.

"Saya menjadi warga negara AS pada Juli 2007," tulisnya. "Saya telah hidup bahagia di Amerika sejak 1997. Zoom adalah perusahaan Amerika, didirikan dan berkantor pusat di California, berbadan hukum Delaware dan diperdagangkan secara publik di Nasdaq."


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zoom Batal Akuisisi Perusahaan IT Rp 209 Triliun, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular