Trump ke ByteDance: Batas Waktu Jual TikTok 4 Desember 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memberikan perpanjangan waktu kepada ByteDance untuk menjual bisnis TikTok-nya di AS hingga 4 Desember mendatang.

Kelonggaran ini diberikan setelah sebelumnya batas maksimal harus dilakukan pada 12 November dan kemudian diundur ke 27 November. Dilansir dari Reuters, kelonggaran ini diberikan kepada ByteDance pada Rabu (25/11/2020) pekan ini.

"Sebelumnya pemerintahan Trump telah memberikan perpanjangan 15 hari, yang berakhir pada Jumat (27/11/2020) lalu. Batas waktu [selanjutnya] adalah sampai 4 Desember," kata TikTok, mengutip Reuters, Minggu (29/11/2020).

Melansir The Verge, perintah ini diberikan melalui Komite Investasi Asing di AS atau Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS) lantaran perusahaan tersebut dinilai memiliki risiko keamanan nasional bagi AS. Pada September, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan perintah untuk memblokir unduhan TikTok di negara tersebut.

Baca: India Blokir 220 Aplikasi China, Ini Respons Tiongkok

Hingga saat ini kesepakatan penjualan ini masih menggantung lantaran adanya perintah yang dikeluarkan oleh pengadilan federal di Pennsylvania pada 30 Oktober. Departemen Perdagangan mengeluarkan aturan yang tidak dipublikasikan yang mengatakan bahwa lembaga tersebut mematuhi persyaratan keputusan hakim tersebut.

Aturan tersebut melarang adanya transaksi TikTok dan tidak akan berlaku hingga menunggu perkembangan hukum lebih lanjut.

Dilaporkan CNBC International, perusahaan asal China ini telah melakukan diskusi dengan Walmart dan Oracle selama berbulan-bulan mengenai rencana divestasi ini. Namun, diskusi tersebut hingga saat ini masih belum memberikan hasil.

Belum lama ini Microsoft juga disebut ikut dalam diskusi tersebut, akan tetapi juga tidak ada perkembangan yang berarti.

Awal bulan ini dilaporkan TikTok telah melakukan diskusi panjang dengan pihak CFIUS. Dalam pertemuan ini disebut eksekutif TikTok masih tertarik untuk menyelesaikan kemitraan teknologi dengan Oracle untuk memenuhi masalah keamanan nasional.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Induk TikTok Tiba-tiba Masuk Bisnis Rumah Sakit, Ada Apa?