Harga Vaksin di RI Dibilang Mahal, Ini Pembelaan Bio Farma

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 November 2020 19:50
Infografis: 107 Juta Warga +62 Bakal Disuntik Vaksin Covid & Rinciannya
Foto: Infografis/107 Juta Warga +62 Bakal Disuntik Vaksin Covid & Rinciannya/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir tidak sepakat dengan anggapan harga vaksin yang mahal di Indonesia. Menurutnya vaksinasi atau imunisasi merupakan layanan kesehatan dasar yang biasanya diberikan secara gratis oleh pemerintah. Kalaupun ada vaksin mandiri, biasanya ditawarkan bagi masyarakat dengan tingkat kemampuan tertentu.

Selain itu, setiap negara memiliki program dan kebijakan yang berbeda terkait vaksin. Jika ada negara yang mematok harga vaksin yang murah, bisa jadi ada peran lembaga internasional yang memberikan subsidi untuk vaksin bagi negara yang memerlukan.

"Kenapa vaksin di Indonesia lebih mahal daripada negara lain, saya pikir itu statement yang harus diklarifikasi, karena masing-masing negara memiliki program yang berbeda. Kita juga melihat ada organisasi negara di dunia yang memberikan subsidi untuk vaksin terutama yang membutuhkan," kata Honesti, Kamis (19/11/2020).

Sementara untuk distribusi vaksin, dia mengakui harus ada satu data kesehatan yang sama terutama di masa pandemi ini. Harus ada strategi khusus terkait distribusi untuk vaksin covid-19 karena datanya masih tersebut di beberapa lembaga.

"Kami mengalami kendala karena data misalnya ada di BPJS, di Kementerian Kesehatan dan badan lainnya, ketika mau menentukan siapa yang mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah harus ada datanya," katanya.

Selain itu kesatuan data dapat membantu pemerintah untuk profiling peta kesehatan nasional Indonesia. Dengan begitu dapat diketahui daerah mana yang mudah terjadi outbreak jika ada data yang benar. Program pemerintah di bidang kesehatan pun tentunya lebih terkoordinasi.

"Kita butuh data ini, tapi yang memiliki pemerintah ya bukan industri karena ini menyangkut data kependudukan," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Buka-bukaan Kenapa Pandemi Covid-19 Belum Berubah Endemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular