Di Jerman, ada perusahaan rintisan (startup) penerbangan bernama Lilium yang tengah mengembangkan taksi terbang. Rencananya, pada 2025 nanti taksi terbang tersebut siap dikomersialisasikan dan beroperasi di berbagai kota di seluruh dunia. (Dok. Lilium)
Konsep taksi terbang yang dibangun Lilium ini, rencananya akan dibuat seperti aplikasi pemesanan taksi online seperti Uber. (Dok. Lilium)
Taksi terbang yang dikembangkan Lilium ini memiliki dua sayap paralel yang dilengkapi dengan 36 mesin listrik. Taksi terbang itu disebut mampu melakukan perjalanan sejauh 300 kilometer per jam atau 186 mil per jam dengan sekali pengisian daya. (Dok. Lilium)
Untuk bisa resmi beroperasi, lokasi vertiport di AS tersebut harus mendapat persetujuan dari Federal Aviation Administration, Departemen Transportasi Florida, dan regulator lainnya. (Dok. Lilium)
Ketika ditanya berapa biaya penerbangan yang harus dibayar masyarakat saat ingin naik taksi terbang ini, Chief Operating Officer Lilium Remo Gerber memastikan harganya bakal cukup terjangkau. (Dok. Lilium)
Baru-baru ini, Lilium baru menandatangani kesepakatan dengan pengembang properti kota Orlando, Florida, AS, Tavistock Development untuk membangun pangkalan atau pusat transportasi taksi terbang di AS. Pangkalan taksi terbang pertama sudah lebih dulu dibangun di Jerman pada September lalu. (Dok. Lilium)
Proyek ini diharapkan dapat menciptakan lebih dari 100 lapangan pekerjaan di Orlando. Lilium telah menerima investasi sebesar US$ 375 juta dari perusahaan raksasa teknologi China Tencent, Tesla Baillie Gifford dan perusahaan modal ventura Atomico untuk mengembangkan proyek tersebut. (Dok. Lilium)