RI Buru Vaksin: Retno-Erick ke Eropa, Luhut-Terawan ke China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 October 2020 14:37
INFOGRAFIS, Pengembangan Vaksin Covid Masih Berlanjut
Foto: Ilustrasi vaksin Covid-19 (CNBC Indonesia/Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin terus menggencarkan upaya 'pengamanan' vaksin Covid-19 dari berbagai negara. Terbaru, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan tim Kementerian Kesehatan akan berangkat ke Eropa.

"Saya ingin menyampaikan dua hal, bahwa sebentar lagi saya akan berangkat menuju ke London, Inggris kemudian dilanjutkan ke Jenewa, Swiss bersama dengan Menteri BUMN (Erick Thohir) dan Tim Kementerian Kesehatan," ujar Retno dalam media briefing di Jakarta, Senin (12/10/2020).

Menurut dia, tujuan utama perjalanan ini antara lain mengamankan komitmen dari sumber lain untuk vaksin Covid-19 dalam rangka kerja sama vaksin bilateral.

Kemudian tujuan yang lain adalah melakukan pertemuan dan diskusi dengan Dirjen WHO dalam framework Covax facilities untuk membahas kerja sama vaksin dalam konteks multilateral.

"Kemudian tujuan lain dari perjalanan ini adalah mendorong penguatan kerja sama untuk jangka menengah dan jangka panjang antara Bio Farma dengan mitranya di luar negeri, dalam konteks multilateral," kata Retno.

"Selama perjalanan nanti, saya akan melakukan pertemuan dengan mitra saya di luar negeri, Menlu Inggris dan wakil presiden Swiss, dan beberapa perusahaan dari Swiss," lanjutnya.

Pada akhir pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto menemui pimpinan perusahaan vaksin Covid-19 China, yaitu Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac, Sabtu (10/10/2020). 



Pertemuan itu bertujuan untuk memfinalisasi pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki oleh Menteri BUMN dan Menteri Luar Negeri dan dalam konteks persiapan eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia.

Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.

Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di China, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan. Kemudian, G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina. Sementara itu, Sinovac melakukan uji klinis tahap ke-3 di China, Indonesia, Brasil, Turki, Banglades, dan Chile.

Emergency Use Authorization dari Pemerintah China telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada bulan Juli 2020. Pemerintah UAE ikut memberikan emergency use authorization kepada G42/Sinopharm.

Tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, Bio Farma akan bertolak ke China pada 14 Oktober 2020 untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin produksi Sinovac dan Cansino. Sementara data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena diproduksi di sana.

Kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm. "MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42" ujar Dirut Bio Farma Honesti Basyir dalam rilis Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (12/10/2020).



Jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.

Untuk tahun ini Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021. G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.

Sementara itu Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.

Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

Terawan menguraikan persiapan detail untuk program vaksinasi ini terus dilakukan, dengan prioritas para tenaga kesehatan dan aparat keamanan yang berada di garis terdepan dalam penanganan Covid-19. Menkes dan jajarannya telah menyiapkan program vaksinasi Covid-19 dan mengambil langkah untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia dan akan segera melakukan simulasi di beberapa puskesmas.

Sejak akhir September 2020 juga telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19. "Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedik, pelayanan publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik," kata Terawan.

Untuk menjaga akuntabilitas pengadaan vaksin, maka vaksin yang dibayarkan pemerintah maupun yang mandiri tetap harus melalui Bio Farma, sebagai BUMN yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin. Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, dalam waktu dekat Bio Farma diminta memaparkan kepada publik mengenai biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerjasamanya.

Terawan kemudian menegaskan bahwa para garda terdepan dan yang tidak mampu secara ekonomi akan dibayarkan vaksinnya oleh pemerintah.

Dalam pertemuan, Terawan juga mengajak Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac untuk melakukan kerja sama transfer teknologi dengan Bio Farma dan kerja sama riset termsuk uji klinis dengan lembaga penelitian medis yang ada di Indonesia.

Bio Farma merupakan salah satu dari sekitar 29 produsen vaksin dari 22 negara di dunia yang telah memperoleh Prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (PQ WHO) sehingga dipercaya dapat memenuhi kebutuhan vaksin di lebih dari 150 negara.

Sinovac, Sinopharm, Cansino sangat antusias mengembangkan kerja sama dengan perusahaan dan lembaga penelitian medis Indonesia. Utamanya setelah mendapatkan informasi bahwa Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi yang juga merupakan Anggota Dewan Negara RRT, telah mengusulkan dan memberikan lampu hijau agar perusahaan China berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai manufacturing hub untuk vaksin di Asia Tenggara.

"China bersedia bekerja sama dengan Indonesia dalam penelitian, produksi dan distribusi vaksin, serta mendukung pertukaran antar lembaga penelitian medis terkait untuk membantu memastikan akses ke vaksin yang terjangkau di seluruh kawasan dan di seluruh dunia," kata Menlu China Wang Yi.

Menyambut komentar Wang Yi, Menko Luhut ikut menyampaikan harapannya. "Saya ingin lebih banyak kerja sama antar rumah sakit, pertukaran dokter dan tenaga kesehatan, kolaborasi riset dan teknologi antara kedua negara," ujar Luhut.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular