Nadiem Mau Beri Kuota Gratis Siswa 35 GB & Guru 42 GB, Cukup?

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
31 August 2020 11:55
Gerai warung kopi di Tangerang Selatan menyediakan fasilitas internet gratis untuk membantu para pelajar mengikuti belajar daring. Kamis, (30/7/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Warung kopi (warkop) di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, sediakan internet gratis untuk siswa yang kesulitan mengikuti proses belajar daring.

Rizki, selaku pemilik warung kopi mengaku tergerak untuk membantu para siswa di sekitar tempat usahanya lantaran banyak yang kesulitan mengikuti kegiatan belajar jarak jauh karena kesulitan membeli kuota internet, atau bahkan hanya memiliki satu ponsel yang digunakan orangtua mereka untuk bekerja.   

Kita kan baru mulai hari ini, alhamdulillah cukup tinggi antusiasnya. Karena kebanyakan orangtuanya cuma punya satu ponsel. Kayak yang kerjanya ojol, jadi dibawa buat tarik penumpang,
Foto: Ilustrasi pelajar belajar secara online di sebuah warung kopi di Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan menyoroti rencana pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan subsidi kuota sebesar Rp 9 triliun. Ia mengingatkan agar kebijakan itu harus tepat sasaran.


"Bagaimana tepat sasaran saya setuju. Dana diberikan langsung nomor telepon orang tua atau nomor guru dan dosen yang sudah terdaftar sehingga terdaftar untuk bantuan itu. Saya sudah sampaikan ke Mas Nadiem (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim) untuk sidak, melihat langsung. Apakah 35 GB cukup untuk siswa dan 42 GB cukup untuk guru?," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (31/8/2020).


Menurut Putra, pemerintah harus memiliki prioritas berdasarkan data. Ini diperoleh melalui pemantauan yang telah dilakukan selama 4-5 bulan sejak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berlaku akibat pandemi Covid-19.


"Tidak semua wilayah 3T tapi juga ada wilayah perkotaan atau secara ekonomi status terdampak Covid-19 sehingga tidak punya penghasilan. Data itu sudah ada per sekolah per anak, sehingga saluran akan diberikan secara tepat," kata Putra.


Dia berharap, bantuan ini bisa diberikan secara otomatis melalui nomor kontak yang terdaftar dan bisa diserahkan serentak. Menurut Putra, hal itu sesuai dengan pembicaraan yang pernah dilakukan, tidak ada pembeda antara sekolah swasta dan negeri.


"Kita juga pernah kedatangan persatuan guru swasta, jangan saja diskriminasi. Kami meminta kepada pemerintah untuk tidak diskriminasi untuk pulsa, tunjangan guru dan bantuan operasional sekolah (BOS)," ujarnya.


Terkait pengawasan bantuan pulsa tersebut, Putra menyebut mungkin akan ada kesulitan. Dia berharap, bagi penerima bantuan akan bijak menggunakan bantuan tersebut.


"Saat Sabtu dan Minggu dimatikan, kalau perlu data di off-kan. Kalau bicara DKI jakarta, di beberapa tempat di Jakarta Timur saya berikan kuota gratis rumah belajar. Itu internet harus dimatikan setelah jam 4 sehingga tidak ada yang dipakai untuk gaming dan berselancar," kata Putra.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Aplikasi Pelat Merah Nadiem, Pesaing Zenius-Ruangguru?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular