Kaum Milenial Kuat Hadapi Covid-19? Jangan Yakin Dulu

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
06 August 2020 19:06
Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena
Foto: Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena

Jakarta, CNBC Indonesia- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan kasus infeksi Covid-19 usia 15-24 tahun meningkat tiga kali lipat dalam lima bulan terakhir. Analisis ini dilakukan terhadap 6 juta infeksi, antara 24 Februari dan 12 Juli, proporsi orang berusia 15-24 tahun naik menjadi 15% dari sebelumnya 4,5%.

Bukan cuma Amerika Serikat (AS), yang memimpin penghitungan global dengan 4,8 juta total kasus, negara-negara lain seperti Eropa termasuk Spanyol, Jerman dan Perancis juga menjadi penyumbang terbesar. Ini juga termasuk di Asia. Peningkatan kasus kaum muda terinfeksi banyak terjadi di Jepang.

Bukan hanya milenial, pada kelompok yang lebih muda yakni yang berusia 5-14 tahun juga terjadi kenaikan infeksi juga terjadi. Ada kenaikan sekitar 4,6% dari 0,8%, antara 24 Februari dan 12 Juli. Hal ini pun membuat WHO meminta pemerintah mempertimbangkan pembukaan kembali sekolah. Ini dikhawatirkan menyebabkan lonjakan kasus baru.

"Kami sudah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi. (Bahwa) orang-orang muda tidak tak terkalahkan. Orang muda dapat terinfeksi, orang muda bisa mati, dan orang muda bisa menularkan virus kepada orang lain," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus belum lama ini.

Menurutnya orang-orang muda, termasuk milenial, yang masih datang ke klub malam dan pantai menyumbang peningkatan kasus virus corona baru di seluruh dunia. Analisis tersebut juga menyebutkan kaum muda dan milenial cenderung abai pada pelaksanaan protokol kesehatan, dan menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Mobilitas yang dilakukan anak muda meningkatkan peluang terpapar Covid-19. Padahal justru yang berusia muda yang memiliki mobilitas tinggi seperti bekerja, ke pantai, pub, atau membeli bahan makanan.

"Orang-orang yang lebih muda cenderung kurang waspada dengan memakai masker dan jarak sosial," kata Neysa Ernst, manajer perawat di unit biocontainment Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore, Maryland kepada Reuters.

Lonjakan kasus belakangan ini juga memaksa beberapa negara kembali melakukan serangkaian pembatasan lagi. Kenaikan kasus juga terjadi pada negara seperti Vietnam yang sebelumnya dipuji atas upaya mitigasinya sejak virus corona muncul.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Sesalkan Dunia Terlambat Sadar Akan Bahaya Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular