Panas, Induk TikTok Sebut Facebook Sebagai Noda & Plagiat

Redaksi, CNBC Indonesia
03 August 2020 11:39
Induk Usaha TikTok, Bytedance
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Bytedance, perusahaan China yang merupakan induk TikTok, menyerang Facebook dengan menyebut aplikasi media sosial buatan Mark Zuckerberg sebagai 'plagiat dan noda'. Sebelumnya Bos TikTok Kevin Mayer juga menyerang Facebook.

Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan pers hari ini, saat perusahaan berkomitmen untuk menjadi perusahaan global tetapi menghadapi berbagai kesulitan yang kompleks, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (3/8/2020).

Kesulitan ini termasuk "lingkungan politik internasional nan kompleks, benturan dan konflik budaya yang berbeda, pragiarisme dan noda dari pesaing Facebook," ujar Bytedance.

Bytedance tidak merinci pernyataan tersebut dan Facebook tidak bersedia memberikan komentar atas pernyataan induk TikTok ini.

Bytedance merilis pernyataan ini sebelum Microsoft mengakui sedang berbicara untuk membeli TikTok. CEO Microsoft Satya Nadella telah berbicara dengan Presiden Donald Trump soal kemungkinan beli TikTok di AS, ujar Microsoft dalam keterangan resminya.

TikTok telah menghadapi berbagai tuduhan dari Washington soal mengambil data pengguna Amerika untuk dikirim kembali ke pemerintah Cina. TikTok telah berulang kali membantah melakukan hal ini.

Sebelumnya, Bos TikTok Kevin Mayer menyerang Mark Zuckerberg soal pernyataan patriotisme di rapat dengar pendapat dengan Parlemen AS pada pekan lalu. Pernyataan Zuckerberg soal Facebook sebagai perusahaan kebanggaan Amerika dianggap menyudutkan TikTok.

Bagi Bos TikTok pernyataan yang bersifat patriotisme ini adalah cara yang tidak adil untuk menyerang aplikasi China buatan Bytedance ini.

"Di TikTok kami menyambut kompetisi. Kami pikir persaingan yang adil membuat kita semua lebih baik," kata Kevi Mayer dalam catatan blog yang diposting Rabu.

Kevin Mayer juga mengecam upaya Facebook untuk membangun aplikasi peniru TikTok, untuk memposting video pendek dan merupakan salah satu aplikasi paling populer di kalangan remaja dan anak muda.

"Bagi mereka yang ingin meluncurkan produk kompetitif, kami katakan silakan," tulis Kevin Mayer. "Facebook bahkan meluncurkan produk peniru lain, Reels (Instagram), setelah aplikasi peniru sebelumnya Lasso gagal dengan cepat."


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Diblokir Total, Amerika Makin Ganas Siapkan Aturan Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular