'RI Butuh Digital Currency, Bukan Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1'

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 July 2020 12:27
INFOGRAFIS, Redenominasi Mata Uang Rupiah
Foto: Infografis/Redenominasi Mata Uang Rupiah/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menetapkan Rancangan Undang-undang (RUU) Redenominasi Rupiah dalam untuk diusulkan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah Tahun 2020-2024.

Ekonom Universitas Indonesia (UI), Telisa Falianty yang juga sekaligus pernah menjadi Tim Peremus Kebijakan Redenominasi tahun 2010 silam, memandang bahwa redenominasi di tengah pandemi saat ini tidak tepat. Pasalnya redenominasi rupiah bisa berhasil dilakukan apabila ekonomi sedang stabil.

"Sedangkan kondisi kita sedang sangat tidak stabil di masa pandemi ini. Saya lihat kondisinya tidak tepat," ujar dalam Squawk Box, CNBC Indonesia, Rabu (8/7/2020).

Menurut Telisa pemerintah sudah kehilangan momentum untuk melakukan redenominasi rupiah, yang seharusnya bisa dilakukan sesuai perumusan yang pernah dilakukan pada 2010-2013.



Sayangnya, hasil kajian yang melibatkan dirinya saat ini redenomniasi benar-benar tidak dilakukan. Karena saat itu, Telisa memandang redenominasi secara politik tidak penting untuk dilakukan sehingga tidak masuk dalam Prolegnas DPR.

"Waktu itu ada ketidakpercayaan diri kita bahwa ini memang ada risiko. Jadi pemerintah waktu itu nampaknya ragu-ragu di dalam langkah. Jadi waktu itu mungkin dianggap belum terlalu penting dan kemudian pemerintah sedang fokus pada isu-isu domestik yang lain. Sehingga ini Prolegnas pun menjadi terhambat," jelas Telisa.

Menurut Telisa, sebaiknya di masa pandemi covid-19 saat ini, dimana penularan terjadi lewat sentuhan, maka seharusnya yang dipikirkan pemerintah hari ini adalah digital currency, bukan redenominasi.

"Saya kemudian agak heran, kenapa kemudian ini dimunculkan lagi sekarang. Saat ini yang dibutuhkan masyarakat itu adalah salah satunya digital currency, karena uang adalah bisa menjadi penularan dr covid. Oleh karena itu yang dibutuhkan sebetulnya adalah digital currency, kenapa redenominasi yang muncul," kata Telisa.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Marak Uang Palsu Jelang Lebaran, Begini Cara Kenali yang Asli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular