Kartu Prakerja Dikritik, Hanya Untungkan Startup Digital
Daniel Formen Siburian, CNBC Indonesia
22 April 2020 17:22

Jakarta, CNBC Indonesia - INDEF mengkritik program Kartu Prakerja yang digulirkan ketika wabah virus corona Covid-19 melanda Indonesia. Menurut INDEF kebijakan ini hanya menguntungkan platform digital yang jadi mitra Kartu Prakerja.
Peneliti INDEF Nailul Huda mengatakan Kartu Prakerja tidak tepat sasaran karena masih tingginya kesenjangan digital di Indonesia. Hampir 40% tenaga kerja Indonesia berpendidikan rendah yang tak melek teknologi. Belum lagi 62% tenaga kerja ini generasi non milenial yang tak identik dengan digital.
Pengguna konsep kursus online juga tidak tepat sasaran karena akses internet di Indonesia tak merata. Mereka yang berada di daerah pedesaan tidak bisa memanfaatkan Kartu Prakerja untuk pelatihan dan peningkatan skill.
Nailul juga mengkritik menyaluran dana melalui e-wallet atau dompet digital. Tak semua calon penerima dana Kartu Prakerja memiliki dan paham mengenai dompet digital. Sejauh ini pengguna dompet digital terbesar adalah kaum milenial dan masyarakat menengah ke atas.
"Pertanyaannya adalah apakah semua orang yang butuh Kartu Prakerja harus punya dompet digital? Apakah orang miskin harus beli hape dan download e-wallet dulu baru bisa dapat bantuan?" kata Nailul Huda dalam Diskusi Online INDEF, Rabu (22/4/ 2020).
Selain tidak tepat sasaran, Kartu Prakerja dinilai hanya akan menguntungkan pihak aplikator. Bahkan masing-masing platform digital atau mitra Prakerja bisa mendapatkan Rp 457 Miliar. Artinya total dana Prakerja yang masuk ke kantong aplikator adalah sebesar Rp 3,7 Triliun.
Perhitungannya begini, berdasarkan data INDEF, dari Rp 700 miliar dana yang didapat, setiap mitra aplikasi hanya akan menghabiskan dana Rp 243 Miliar dengan asumsi sebagai berikut:
"Keuntungan yg dinikmati oleh semua platform adalah Rp 3,7 Triliun. Berkaca dari urgensi pandemi, harusnya Rp 3,7 Triliun ini bisa dialokasikan ke yang lebih membutuhkan", tegasnya.
Sebagai informasi, adapun perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra resmi kartu prakerja adalah Bukalapak, Tokopedia, Skill Academy, Kemnaker, Pintaria, Pijar, Sekolah.mu, dan MauBelajarApa.
(roy/roy) Next Article Tak Perlu Kartu Prakerja, Ini Daftar Kursus Online Gratis
Peneliti INDEF Nailul Huda mengatakan Kartu Prakerja tidak tepat sasaran karena masih tingginya kesenjangan digital di Indonesia. Hampir 40% tenaga kerja Indonesia berpendidikan rendah yang tak melek teknologi. Belum lagi 62% tenaga kerja ini generasi non milenial yang tak identik dengan digital.
Pengguna konsep kursus online juga tidak tepat sasaran karena akses internet di Indonesia tak merata. Mereka yang berada di daerah pedesaan tidak bisa memanfaatkan Kartu Prakerja untuk pelatihan dan peningkatan skill.
"Pertanyaannya adalah apakah semua orang yang butuh Kartu Prakerja harus punya dompet digital? Apakah orang miskin harus beli hape dan download e-wallet dulu baru bisa dapat bantuan?" kata Nailul Huda dalam Diskusi Online INDEF, Rabu (22/4/ 2020).
Selain tidak tepat sasaran, Kartu Prakerja dinilai hanya akan menguntungkan pihak aplikator. Bahkan masing-masing platform digital atau mitra Prakerja bisa mendapatkan Rp 457 Miliar. Artinya total dana Prakerja yang masuk ke kantong aplikator adalah sebesar Rp 3,7 Triliun.
Perhitungannya begini, berdasarkan data INDEF, dari Rp 700 miliar dana yang didapat, setiap mitra aplikasi hanya akan menghabiskan dana Rp 243 Miliar dengan asumsi sebagai berikut:
- rata-rata pembuatan video untuk online course sebesar Rp 33,75 Juta;
- setiap mitra memiliki 10 kelas Prakerja, per kelas memiliki 6 materi;
- setiap materi berdurasi 120 menit, dengan total menit video untuk program kartu prakerja sebanyak 7.200 menit.
"Keuntungan yg dinikmati oleh semua platform adalah Rp 3,7 Triliun. Berkaca dari urgensi pandemi, harusnya Rp 3,7 Triliun ini bisa dialokasikan ke yang lebih membutuhkan", tegasnya.
Sebagai informasi, adapun perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra resmi kartu prakerja adalah Bukalapak, Tokopedia, Skill Academy, Kemnaker, Pintaria, Pijar, Sekolah.mu, dan MauBelajarApa.
(roy/roy) Next Article Tak Perlu Kartu Prakerja, Ini Daftar Kursus Online Gratis
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular