
Ini ToTok Aplikasi Mirip WhatsApp yang 2 Kali Diblokir Google
Redaksi, CNBC Indonesia
18 February 2020 16:50

Jakarta, CNBC Indonesia - ToTok, aplikasi serupa WhatsApp, untuk kedua kalinya dihapus Google dan Apple dari toko aplikasi Play Store mulai 14 Februari 2020. Akhir Desember 2019 lalu aplikasi ini pertama kali dihapus dan kembali masuk pada Januari 2020.
Melansir Mashable, Selasa (18/2/2020), ToTok diluncurkan pada Juli 2019 dan dengan cepat banyak digunakan di Uni Emirate Arab (UEA) karena aplikasi perpesanan seperti WhatsApp dan Skype diblokir di negara Timur Tengah ini dan dianggap opsi yang terbaik berikutnya.
Dalam laporan investigasi New York Times yang dipublikasikan Desember lalu, disebutkan aplikasi ini menjadi alat Intelejen UEA memata-matai warganya. Aplikasi ini disebut mengumpulkan informasi data kontak pengguna, lokasi dan mengkonversinya pada saat bersama.
"Analisis kami menunjukkan ToTok, hanya melakukan apa yang diklaimnya dilakukan ... dan benar-benar tidak lebih," tulis mantan peretas Badan Keamanan Nasional Patrick Wardle dalam rinciannya mengenai aplikasi tersebut. "[Ini] benar-benar jenius dari seluruh operasi pengawasan massal: tidak ada eksploitasi, tidak ada pintu belakang, tidak ada malware."
ToTok melakukan apa yang diklaimnya, karena berfungsi sebagai aplikasi perpesanan. Secara eksplisit aplikasi ini meminta akses ke mikrofon ponsel, kamera, foto, lokasi, kalender dan kontak, semua izin yang sering diberikan kepada aplikasi olahpesan.
Namun, alih-alih tetap berpegang pada aktivitas seperti aplikasi olah pesan, ToTok dilaporkan bermaksud menggunakan akses itu untuk mengawasi penggunanya. Dan dengan memblokir aplikasi obrolan lainnya di UEA memastikan kesuksesan aplikasi.
"Anda tidak perlu meretas orang untuk memata-matai mereka jika Anda bisa membuat orang mau mengunduh aplikasi ini ke telepon mereka," kata Patrick Wardle. "Dengan mengunggah kontak, obrolan video, lokasi, kecerdasan apa lagi yang kamu butuhkan?"
Pada Desember lalu, developer ToTok membantah tudingan memberikan akses ke pemerintah UEA. Mereka menyebut menghormati privasi dan keamanan data pengguna.
"Bukan hanya kami menghormati privasi dan keamanan, pengguna kami juga memiliki kontrol sepenuhnya pada data mereka yang ingin dibagikan kepada pihak ketiga," ujar ToTok developer seperti dilansir dari The Verge.
Aplikasi ini secara resmi dikembangkan oleh Breej Holding, tetapi itu diyakini sebagai kedok untuk DarkMatter, sebuah perusahaan siber intelijen yang dijalankan oleh pejabat intelijen UEA dan mantan pegawai NSA dan intelijen militer Israel.
Software ini juga terhubung dengan Pax AI, sebuah perusahaan penambangan data yang terkait dengan DarkMatter yang beroperasi dari gedung yang sama dengan agen intelijen dan tempat yang disebut rumah oleh DarkMatter hingga saat ini software itu sendiri diyakini merupakan tiruan ringan dari aplikasi Cina, YeeCall.
(roy/roy) Next Article Google Kembali Hapus ToTok Aplikasi Serupa WhatsApp, Kenapa?
Melansir Mashable, Selasa (18/2/2020), ToTok diluncurkan pada Juli 2019 dan dengan cepat banyak digunakan di Uni Emirate Arab (UEA) karena aplikasi perpesanan seperti WhatsApp dan Skype diblokir di negara Timur Tengah ini dan dianggap opsi yang terbaik berikutnya.
Dalam laporan investigasi New York Times yang dipublikasikan Desember lalu, disebutkan aplikasi ini menjadi alat Intelejen UEA memata-matai warganya. Aplikasi ini disebut mengumpulkan informasi data kontak pengguna, lokasi dan mengkonversinya pada saat bersama.
ToTok melakukan apa yang diklaimnya, karena berfungsi sebagai aplikasi perpesanan. Secara eksplisit aplikasi ini meminta akses ke mikrofon ponsel, kamera, foto, lokasi, kalender dan kontak, semua izin yang sering diberikan kepada aplikasi olahpesan.
Namun, alih-alih tetap berpegang pada aktivitas seperti aplikasi olah pesan, ToTok dilaporkan bermaksud menggunakan akses itu untuk mengawasi penggunanya. Dan dengan memblokir aplikasi obrolan lainnya di UEA memastikan kesuksesan aplikasi.
"Anda tidak perlu meretas orang untuk memata-matai mereka jika Anda bisa membuat orang mau mengunduh aplikasi ini ke telepon mereka," kata Patrick Wardle. "Dengan mengunggah kontak, obrolan video, lokasi, kecerdasan apa lagi yang kamu butuhkan?"
Pada Desember lalu, developer ToTok membantah tudingan memberikan akses ke pemerintah UEA. Mereka menyebut menghormati privasi dan keamanan data pengguna.
"Bukan hanya kami menghormati privasi dan keamanan, pengguna kami juga memiliki kontrol sepenuhnya pada data mereka yang ingin dibagikan kepada pihak ketiga," ujar ToTok developer seperti dilansir dari The Verge.
Aplikasi ini secara resmi dikembangkan oleh Breej Holding, tetapi itu diyakini sebagai kedok untuk DarkMatter, sebuah perusahaan siber intelijen yang dijalankan oleh pejabat intelijen UEA dan mantan pegawai NSA dan intelijen militer Israel.
Software ini juga terhubung dengan Pax AI, sebuah perusahaan penambangan data yang terkait dengan DarkMatter yang beroperasi dari gedung yang sama dengan agen intelijen dan tempat yang disebut rumah oleh DarkMatter hingga saat ini software itu sendiri diyakini merupakan tiruan ringan dari aplikasi Cina, YeeCall.
(roy/roy) Next Article Google Kembali Hapus ToTok Aplikasi Serupa WhatsApp, Kenapa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular