Aplikasi transportasi online bernama Bonceng resmi diperkenalkan, Sabtu (10/11/2018) di Jakarta. Aplikasi karya anak bangsa ini mengklaim siap meramaikan pencarian sarana transportasi melalui smartphone. (CNBC Indonesia / Tri Susilo)
Bonceng menjelaskan beberapa hal yang membedakan layanannya dengan transportasi online lain (Go-Jek dan Grab). Salah satunya adalah Bonceng membebaskan segala potongan atau pun beban biaya transaksi kepada driver. (CNBC Indonesia / Tri Susilo)
Aplikasi Ojek Online Anterin.id merupakan karya besutan anak bangsa, Imron Hamzah. Meskipun baru hadir di Jabodetabek dan Bandung namun banyak orang yang mengaharapkan agar aplikasi ini bisa berkembang di seluruh Indonesia. (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)
Aplikasi ini memiliki banyak kelebihan diantaranya fasilitas memilih driver sesuka hati, bisa melakukan tawar menawar harga, harga yang murah dan promo melimpah serta prosedur menjadi driver tidak terlalu sulit. (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)
Layanan transportasi Maxim sempat didemo grab dan gojek karena memasang tarif harga dibawah standar. Maxim berasal dari Perusahaan Chardinsk di Rusia sejak 2003. Maxim mulai merambah ke Indonesia pada 2008 dibawah PT. Teknologi Perdana Indonesia. (IG: maxim)
Maxim memiliki fasilitas yang tidak dimiliki pesaingnya seperti pencantuman rute-rute tersulit, notifikasi barang bawaan hingga hewan peliharaan yang dibawa penumpang serta notifikasi jumlah uang kembalian yang akan diterima penumpang. (Dok: Maxim)
Ojek online Gaspol jadi penantang baru Grab dan Gojek di bisnis transportasi online tanah air. Kemarin (27/11/2019), Gaspol secara resmi meluncurkan aplikasi Gaspol. (Dok Gaspol Indonesia)
Direktur Utama Gaspol Indonesia menyatakan untuk tahap awal mereka akan mengenakan tarif Rp 5.000 per lima kilometer. Namun ini bukan akhir bakar uang yang berlangsung lama, hanya promosi sesaat saja. (CNBC Indonesia / Tri Susilo)